“Bu Maria ada mas, mari masuk.” sapa mbak Sri. Di sampingnya berdiri seorang laki-laki, bernama mas Heru. Di ruang tamu yang beralaskan semen tersebut hanya ada dua kursi tua dan satu meja kecil yang menghadap ke televisi. Mbak Sri duduk di lantai lalu diam saja, matanya mengikuti layar televisi. Mas Heru melakukan hal yang sama, duduk meluruskan kaki di samping mbak Sri.