Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Creation

Bukan Dirimu, Bukan.

Menulis itu mudah. Menulis itu susah. Kalau mudah, kenapa tak semua orang mampu menulis baik? Kalau susah, mengapa produksi tulisan di media sosial selalu membanjir tiap kedipan mata? Mereka lalu berdebat di antara kedua pendapat itu. Bagi saya, menulis itu soal kebiasaan. Saya sepakat dengan rentetan manfaat dari menulis: melegakan, rekreatif, menyembuhkan gangguan psikologi, melatih berpikir, dan masih banyak lainnya. Namun, hati-hati. Sudah pernah dengar ungkapan “Jebakan dari orang yang berdoa adalah dia merasa suci”? Menulis barangkali juga demikian. Saya habis baca tulisan menarik di Twitter. Menulis: untuk merawat kewarasan. Membaca: untuk menyelami pikiran orang-orang waras. Bagaimana menurut anda? Sekilas, bagi saya, tulisan itu sombong. Itu kesombongan penulis. Penulis adalah orang—yang mengklaim dirinya—waras, lalu dirawat kewarasannya. Pertanyaannya, apakah berarti orang yang tidak menulis itu tidak merawat kewarasan? Sedangkan apa-apa yang tidak dira...

Bacalah Saja, Ipul, Jangan Ragu-Ragu

Sumber: www.pinterest.com Ipul; pemuda aktivis surau yang tekun di desa sebelah. Sejak bangunan masih kecil, hingga kini bertingkat dua (karena bantuan dana dari calon anggota DPRD), dia masih jadi petugas yang bekerja tanpa pamrih. Dia tidak lulus SMP karena kurang pandai. Tiap hari dia berusaha baca Quran, tapi tetap tak satupun kata yang dia pahami. Namun dia tak jadi berandalan seperti kawan sebayanya. Dengan tutur halus dan suara lembut, dia memilih nongkrong di surau daripada menarik gas di motor-motor dua tak—sebagaimana dilakukan kawan-kawannya. Kelebihannya itu lalu disadari oleh kelompok bapak-bapak di desa. “Meski bodoh, Ipul itu tekun. Suaranya juga lembut. Bagaimana kalau dia kita jadikan pembaca pengumuman di surau? Warga pasti akan sangat senang tiap kali Ipul bicara,” usul seorang bapak berpeci lusuh. “Dia bodoh. Bagaimana orang bodoh bisa bicara lancar untuk mengumumkan? Janganlah tugas sepenting itu diberikan orang bodoh!” sanggah yang lain. ...

Menyoal Blusukan Virtual

Aroma e-government rasanya makin menyengat di ujung hidung publik. Belum rampung dengan urusan e-KTP yang berlubang sana sini, wacana pelayanan publik kembali dihangatkan dengan rentetan e- yang lain.

titik dua petik tunggal kurung tutup adalah selamat tinggal

Tante pegawai punya media sosial. Dia pakai akun itu untuk buku harian dan album fotonya. Setiap hari dia cerita kalau dia sedang bahagia, kecewa, hingga marah. Dia juga cerita soal pacar, mantan(nya) pacar, teman kantor, hingga orang rumah. Pernah dia cerita kalau habis gajian, katanya bikin semangat kerja. Pernah juga dia unggah capture-an obrolan di grup karena dia habis menyapa anggota grup satu-per-satu.

Moral digital

Ilustrasi tidak berhubungan dengan judul. Diambil dari wartabuana.com Suatu ketika mantan Menkominfo Tifatul Sembiring pernah “dihabisi” oleh netizen karena bertanya lewat akun Twitternya, “Memangnya kalau internetnya cepat mau dipakai buat apa?” Barangkali nikah siri online yang sedang marak diberitakan ini adalah jawaban dari segelintir masyarakat yang ditanyai.

Balada Aktivis Duduk Manis

Gambar diambil dari intisari-online.com Jumlah tandatangan petisi online di situs Change.org melejit pesat. Fenomena ini terjadi di tengah jagat politik yang kian kisruh dan warga yang makin melek internet. Teknologi ini membuka ruang partisipasi warga lebih luas. Bermodal perangkat komunikasi dan jaringan internet di tangan, mereka bisa terlibat secara politis dan menyebut diri mereka: aktivis.

Biola

Mereka orang tua saya. Ketok le apus-apus apa ora?

Cita-Cita Persaudaraan

Aku ingin mereka memahami kebermaknaan hidup kaum kami, berbuat yang wajar dan tidak mencemooh kami. Tapi nyatanya, masih saja sulit. Aku bingung saja sekarang ini, tapi pantang buatku untuk mundur . (Herlinatiens, 2003:29) Kutipan cerita dari novel berjudul “Garis Tepi Seorang Lesbian” ini sedikit mewakili perasaan dan harapan dari seorang lesbian. Mereka merasa tidak dianggap mempunyai hidup yang bermakna oleh orang-orang di sekitarnya. Mereka merasa mendapat perlakuan yang tidak wajar dan menerima banyak cemoohan yang membuat suasana menjadi tidak nyaman, setidaknya bagi kaum mereka. Lesbian dan gay, mereka yang disebut kaum homoseksual, memang terkadang mendapat perlakuan yang berbeda dari masyarakat hanya karena perbedaan yang ada dalam diri mereka.

Alternatif

Barangkali memang setiap negara tidak bisa tidak melakukan hubungan-hubungan dengan negara lain. Setiap hubungan yang dijalin bisa saja memiliki motif yang berbeda satu dengan yang lainnya, begitu juga dengan perbedaan yang terjadi pada efek dari hubungan-hubungan tersebut. Harapan utama yang tentu diinginkan setiap hubungan adalah datangnya keuntungan dari kedua belah pihak, maka menjadi menarik ketika terjadi hubungan yang tidak seimbang, hanya menguntungkan satu pihak, dan kemudian disebut dengan istilah kolonialisme.

Kumis Kamso

"Saudara saya tentara semua, saya dulu kepingin tapi tidak ada biaya. Tapi kerja begini juga melebihi tentara, 24 jam saya diminta tolong saya siap komandan!” ujar Kamso menirukan gaya hormat ala militer sambil tertawa.                                                    A. R. Sanjaya Pak Kamso, begitu warga sekitar Desa Kwarasan mengenali dan menyebut laki-laki yang sudah cukup umur ini. Sosoknya mudah dikenali di antara warga sekitar Desa Kwarasan, kawasan yang terletak di sekitar Jalan Godean km. 4,5 Yogyakarta. Tingginya sekitar 160 sentimeter, berkumis hitam lebat namun tertata rapi, dan yang mudah untuk dikenali adalah pakaian sehari-hari yang ia kenakan: doreng, alias seragam militer TNI Angkatan Darat.

Uang Seribu

“Saya ini orangnya jujur mas. Maka sejak awal udah tak kasih tahu, kalau nanti saya jawabnya bisa gak jujur,” katanya sembari tertawa.                                                       A. R. Sanjaya Sore itu adalah sore yang biasa di Malioboro. Tidak ada event-event budaya dan politik seperti yang selama ini diadakan di ruas jalan satu arah itu. Jalanan ramai, seakan tidak ada waktu satu detikpun untuk tidak mendengar suara mesin. Kebetulan saya berjalan-jalan dan tertarik untuk mengobrol dengan seseorang.

Posisi Tiga

Kami baru bisa juara III. Proficiat untuk teman-teman terkasih..! Apapun hasilnya, harus tetap bersyukur dan berusaha.

Sastro Moeni

Belajar?

Malam minggu kala itu kosong. Kekasih di kota asalnya. Saya dan Sidhi iseng membuat ini. Entah apa namanya. Mungkin akan saya sebut #1 saja.

Generasi Muda di Radio Komunitas

Anak muda memang bagian dari struktur masyarakat yang penuh dengan kontroversi. Banyak dari kalangan masyarakat yang memandang bahwa kaum muda saat ini hanya bisa menikmati hasil perjuangan orang-orang terdahulu . Namun beberapa informasi di bawah mengindikasikan hal yang berbeda . B anyak anak muda di Yogyakarta yang mau berjuang demi sesuatu , contohnya adalah anak muda yang berada di balik nama radio komunitas. ______________________________________________________________ Yogyakarta, yang dikenal dengan sebutan kota pelajar dengan banyaknya perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, sarat dengan anak muda yang mempunyai semangat untuk memperjuangkan sesuatu yang mereka anggap baik. Perjuangan mereka diwujudkan dalam be rbagai bidang, salah satunya adalah melalui radio-radio komunitas. Secara umum, radio komunitas mempunyai konsep awal untuk menjembatani orang-orang yang berada pada komunitas tertentu. Komunitas yang biasanya berisi para kaum muda ini  membutuhkan suat...