Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Photo and Trip

Sowan Dewi Mariyah di Meanjin

Saat sedang asik berselancar di dunia maya, tiba-tiba foto patung Bunda Maria di sebuah tempat ziarah melintas begitu saja. Dari layar kecil di genggaman, Dia seakan memanggil-manggil. Lalu lahirlah semacam kegelisahan dan kerinduan yang sulit dijelaskan. Tak butuh waktu lama, kami sekeluarga merencanakan pergi sowan Dewi Mariyah di suatu tempat bernama Marian Valley. Perkenalkan, saya Ryan. Saya suami dari seorang istri yang luar biasa. Kami dianugerahi dua anak perempuan yang masih kecil-kecil. Saat ini hingga beberapa tahun ke depan saya menjalani peziarahan keilmuan di pesisir timur Australia, tepatnya di Brisbane.

Seminggu di Paropo

Akhir tahun 2018 kemarin saya ‘pulang kampung’ ke tanah Batak; tanah kelahiran bapak mertua. Makan daging anjing dengan sayur kol? Tidak. Saya pilih minum tuak dengan buah duren. Ditemani asap tembakau dari berbagai rokok merek pabrikan yang dihisap bapak-bapak di kedai. Semua itu saya santap sambil menikmati nada bicara dari penduduk Desa Paropo, dekat Danau Toba. Bagi saya yang tak paham bahasa Batak, suara yang muncul dari mulut mereka tak ubahnya lagu. Saya sering dengar orang Batak bilang kalau suara macam Judika itu sebenarnya banyak dimiliki oleh orang-orang Batak. Terutama mereka yang sering nongkrong di kedai-kedai di desa. Biasanya para laki-laki nongkrong di kedai sambil minum tuak, lalu pegang gitar untuk nyanyi bersama. Lihat saja di Youtube ; persis seperti itu. Ajaibnya, suara mereka seperti otomatis terbagi jadi tiga – padahal tanpa latihan. Sependek yang saya lihat dalam beberapa hari, jumlah kedai di Desa Paropo ini terhitung banyak. Dapat dikatakan, setiap se...

Denggung yang Selalu Tanpa Kata

"Dermolen" (atau sebagian orang menyebutnya "bianglala") mini yang masih terbungkus kain putih. Topi warna merah yang dia kenakan telah memudar. Bukan jingga, bukan pula merah muda. Masih merah memang, tapi tercampur warna putih dan noda lusuh di sana sini. Warna itu ditabrakkan dengan kaos buluk yang dibagikan oleh sebuah korporasi busuk tatkala mereka mengadakan acara. Kaos itu terlihat tipis, penuh logo sponsor, warna biru yang mulai pudar, dan terlihat tak menyerap keringat. Dia berjalan pelan di depan deretan warung sebelah utara lapangan Denggung yang diselimuti mendung pagi itu. Langit memang abu-abu semenjak fajar, seusai saudara Muslim pulang dari subuhan di masjid belakang rumah. Mobil-mobilan listrik untuk anak kecil sedang dibersihkan, siap untuk disewakan. Siapkan 5.000 rupiah untuk dua kali putaran kecil. Berhenti di depan sebuah warung, dia hanya menganggukkan kepala sejenak ke arah pemilik warung. Tanpa sepatah kata ju...

Mencoret Lukisan

Ketoprak Lesung: Kancil Berkepang 5 (Teater Gadjah Mada)

Rabu (18/12) pukul 19.00 lebih sedikit ada pentas bagus di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri UGM. Tampil Teater Gadjah Mada dengan judul Ketoprak Lesung: Kancil Berkepang 5. Saya mengambil beberapa foto. Maaf tentang kualitas foto yang tidak seberapa. Kadang sesuatu memang lebih nikmat untuk dipandang langsung (ngeles). Terimakasih Teater Gadjah Mada, ini hiburan yang menyenangkan, di tengah hiburan televisi yang memuakkan.

Merapi 4-5-2013

Tanggal 4 Mei 2013 adalah pendakian di Merapi untuk ketiga kalinya. Saya bergabung dalam tim yang berjumlah enam orang, dua di antaranya baru pertama kali naik gunung. Enam orang itu adalah: Dennis, Dicky, Cabul, Prety, Dimas, dan saya sendiri. Prestasi saya masih sama seperti pendakian sebelumnya, menjadi anggota tim yang paling sering minta berhenti. hehe.. Padahal saya sudah cukup lama mempersiapkan fisik. Meski begitu nampaknya fisik saya belum cukup kuat untuk naik. Selain itu ada faktor-faktor yang saya rasa cukup berpengaruh. Pertama, kami tidak tidur semalaman. Jadi hari Jumat (3/5) malam kami berada di rumah Pak Leo (seorang pemilik warung makan) di Muntilan. Pukul 00:30 kami berangkat ke basecamp pendakian Selo. Pukul 02:15 kami beranjak dari New Selo, lalu istirahat sangat panjang di gapura selamat datang. Di sana menahan hawa dan angin dingin, sambil karaokean dengan lagu rohani. Suci sekali -.- Di tempat itu kami berhenti lebih dari satu jam. Lama sekali. Lalu berjalan...

Tamansari

Awal Februari lalu untuk pertama kalinya saya ke Tamansari. zzz Silakan melihat sendiri kemegahan masa lalu, yang tercoret oleh tangan-tangan tak tahu malu.

Natal 2012

Saya hampir merasa bahwa terakhir kali saya merayakan natal adalah ketika saya bertugas menjadi putera altar. Mungkin sekitar sembilan tahun yang lalu. Beruntung, tahun 2o12 ini saya kembali merasa merayakan natal.

Jawa Ireng

(salaman) Mas e negro? Papua? Dudu. Timur? Dudu. Ambon? Dudu. Aku Jawa asli. Ah, mbel. (tidak percaya) Wah, ibue ki ra ngandel (tidak percaya). Aku ki Jawa mung luwih ireng tinimbang liyane.  (dan bibir saya lebih tebal dari Jawa yang lain -- keturunan dari orang tua)

Wajah (ber)Bunga

Sudah pernah nonton jathilan? Foto-foto di bawah adalah ekspresi ketika para pemain, yang kebetulan anak-anak, sedang ndadi atau kemasukan roh halus. Saya sesungguhnya tidak yakin mereka benar-benar kerasukan. Tapi lepas dari itu, jathilan adalah tontonan yang menarik minat warga sekitar untuk menonton, atau sebaliknya, mengungsi ke tempat lain karena suara musik iringan yang sangat keras :) Keterangan: Pemain jathilan ini tergabung dalam Kesenian Jathilan Dangdut Kreasi Putro Nuswantoro .

Pendakian Merapi

“Saya menyarankan sampai Pasar Bubrah aja, silahkan kalau mau muncak, tapi resiko tanggung sendiri”, kata seorang pemuda yang sepertinya tahu betul kondisi di Merapi.

Foto: Tidak Terdefinisikan

Suatu sore yang aneh di Benteng Vredeburg, Yogyakarta.

Pada Suatu Hari Nanti

pada suatu hari nanti jasadku tak akan ada lagi tapi dalam bait-bait sajak ini kau takkan kurelakan sendiri pada suatu hari nanti suaraku tak terdengar lagi tapi di antara larik-larik sajak ini kau akan tetap kusiasati pada suatu hari nanti impianku pun tak dikenal lagi namun di sela-sela huruf sajak ini kau takkan letih-letihnya kucari (Pada Suatu Hari Nanti - Sapardi Djoko Damono) *Foto diambil di Panti Asuhan Bhakti Luhur Yogyakarta tanggal 13 Maret 2012.

Berangkat Kerja

Sebuah gang kecil ke arah timur dari Jalan C. Simanjuntak, Yogyakarta. Di sepanjang jalan itu tampak deretan toko yang selalu ramai pada siang hingga malam hari. Pukul 8 kurang 16 menit tiga wanita ini sudah hampir sampai tempat mereka menunjukkan eksistensi mereka. Hari itu hari Kamis tanggal 16 bulan dua, mereka berjalan bertiga. Lebih dari itu tak ada cukup tempat untuk berjalan beriringan.

Kobar

Woman and Window

What do you see out there? I see many other perspectives. Through the window of 4th floor,  I can get new view angle of this city and buldings inside. They're so big when I'm on the road down there, but from here, they're just like lego. That's why I need you, woman.  You have an angle that I can't find it on my brain. The angle that contains energies to face our world.