28 December 2012

Natal 2012


Saya hampir merasa bahwa terakhir kali saya merayakan natal adalah ketika saya bertugas menjadi putera altar. Mungkin sekitar sembilan tahun yang lalu. Beruntung, tahun 2o12 ini saya kembali merasa merayakan natal.




Entah dengan maksud apa, mudika (muda-mudi Katolik) tempat saya tinggal mendapat tugas untuk membangun gua natal. Bangunan itu digunakan dalam perayaan misa, pada saat prosesi peletakan bayi Yesus.

Dalam rapat mudika muncul konsep membangun gua natal menggunakan botol bekas. Perjuangan pun dimulai. Awalnya kami membuat rangka berbentuk kandang dari bambu. Tampaknya itu pertama kali bagi masing-masing dari kami untuk berurusan dengan bambu. Lalu rangka itu diisi dengan botol bekas air mineral yang disusun.

Kami mulai mengerjakan gua sekitar dua minggu sebelum perayaan natal. Waktu pembuatan memang sengaja dimulai jauh-jauh hari supaya tidak terlalu tergesa-gesa seperti tahun lalu.

Berbagai hambatan datang. Mulai dari uang yang kurang, tekhnik menyusun botol yang sulit ditemukan, rangka bambu yang mudah miring, tekanan dari para orangtua yang dengan entengnya bertanya "Guanya sudah selesai?", dan sebagainya. Namun selalu ada jalan, bantuan selalu datang tepat waktu.

Dengan semangat bekerja sampai lembur, akhirnya gua (atau lebih tepat disebut kandang) sudah jadi. Namun sayang sekali romo tidak mengapresiasi kerja para mudika ini. Sungguh disayangkan. Menurut saya mudika perlu untuk mendapatkan apresiasi, terutama dari romo. Ketika banyak orang ingin berfoto di depan gua saja kami sudah sangat senang, sekali lagi sayang sekali romo tidak menyebut atau menyinggung konsep itu satu kalipun dalam misa.

Tapi ada yang lebih penting dari semua itu, apakah kita terlahir kembali menjadi sesuatu yang menyelamatkan?

Apapun jawabannya, monggo dinikmati fotonya, semoga menginspirasi.





4 comments:

Baca Tulisan Lain