: dibaca pelan-pelan saja Rasanya seperti dicemplungkan dalam beberapa adegan film “50 First Date” versi Jawa. Masa-masa awal jalan bersama gadis ini diisi dengan menunaikan tiga ibadah wajib. Satu , saling cerita soal apa-apa yang turut mengantar diri hingga sampai di masa ini. Dua , bicara soal impian dan rencana di masa depan. Tiga , mengingat-ingat apa yang telah kami lakukan selama sepuluh tahun terakhir. Belakangan, yang terakhir ini rupanya butuh banyak energi. Adegan yang ingin kami munculkan tersendat-sendat bak nonton Youtube di persawahan Godean. Celakanya, sebagian detil adegan hanya tersimpan di benak diri ini saja, tidak di benaknya. Alhasil, seringkali ada cerita yang perlu direka ulang dalam kata guna memancing ingatan. Kadang berhasil, tetapi lebih sering tidak. Itu bedanya dengan film yang tadi. Melalui deretan kata ini, ijinkan saya berbagi sedikit. Semoga tuan puan sudi membaca. Adalah gadis itu, yang pertama kali saya ajak keluar malam-malam. ...