20 May 2016

Cakar Kucing

Cakar Kucing

: katamu kau malu dengan kalungmu yang bernama? santailah dulu sobat..
biar kukatakan sajaksajak tentangmu, tentang puisi yang lamatlamat menyengat

berlalulah tibatiba waktu 
yang menuakan wajahmu;
tempatku berhenti sejenak 
dari memandang papan tulis 
yang bau tinta spidol.

aku singgah ke kedalaman matamu

tempat kita sering duduk berjejer
di kelas bahasa indonesia, atau kelas
sejarah. sementara para begundal itu
pilih berlelap di baris belakang

tanganku pernah berdarah (persis
dicakar kucing!) setelah gojeg kere
denganmu di kelas agama. 

sesampai di asrama kotor itu
barulah kutahu di antara kancing ketiga 
baju seragamku juga ada darah.

kini waktu mengeringkan darah
membuatnya jadi subur dan apaapa yang
disebar di sana akan tumbuh.

dan kini aku juga punya rapalan mantra baru
yang semoga tidak berlebihan.

huhuhuhu .-.

Jogjakarta,

20052016

No comments:

Post a Comment

Baca Tulisan Lain