Maaf, Sandalnya Sedang Pergi
bukanlah muntilan, apalagi merapi,
yang membuat kita jalan di atas
sandal yang sama
sandal itu butut, bau, dan tiap
sudutnya punya tanda kalau kita
berjalan lewat medan yang kasar,
berat, dan tak kenal ampun
kadang berendam di air sejuk
lalu dihajar di panas aspal kota
lantas mendarat di mulut kita
yang kian pandai mengumpat
sebilah sandal tak pernah kekal,
layaknya tiap hal kecil di sudut
semesta ini
kini kau berganti sandal,
melompat anggun ke kaki lain
yang lebih kuat,
lebih hangat
lantas aku lelehkan sandal
pakai air mata mendidih,
sambil belajar terbang
2015
bangun tidur