Tante pegawai punya media sosial. Dia pakai akun itu untuk buku harian dan album fotonya. Setiap hari dia cerita kalau dia sedang bahagia, kecewa, hingga marah. Dia juga cerita soal pacar, mantan(nya) pacar, teman kantor, hingga orang rumah. Pernah dia cerita kalau habis gajian, katanya bikin semangat kerja. Pernah juga dia unggah capture-an obrolan di grup karena dia habis menyapa anggota grup satu-per-satu.
Setiap saat dia unggah foto selfie—yang mukanya gitu-gitu aja. Pagi sampai kantor selfie (sambil bilang ‘muka bantal’), istirahat siang selfie, nganggur habis makan siang selfie, ketika bekerja selfie, hingga ketika leyeh-leyeh di rumah dia motret foto kakinya (termasuk selfie nggak ini?). Setiap minggu pagi dia unggah foto selfie (atau wefie?) bareng ibunya di gereja atau di dalam mobil mau ke gereja. Tak lupa dia bilang, “Happy Sunday all..”
Suatu saat ada tombol bersinar yang mencuri pandang. Kalau nggak salah tulisan di tombol itu “unfriend.”
Seketika tante pegawai lenyap dari pandangan. Buku harian dan etalase fotonya kini sedang dipikul oleh orang lain dengan wajah datar.
:’)
Setiap saat dia unggah foto selfie—yang mukanya gitu-gitu aja. Pagi sampai kantor selfie (sambil bilang ‘muka bantal’), istirahat siang selfie, nganggur habis makan siang selfie, ketika bekerja selfie, hingga ketika leyeh-leyeh di rumah dia motret foto kakinya (termasuk selfie nggak ini?). Setiap minggu pagi dia unggah foto selfie (atau wefie?) bareng ibunya di gereja atau di dalam mobil mau ke gereja. Tak lupa dia bilang, “Happy Sunday all..”
Suatu saat ada tombol bersinar yang mencuri pandang. Kalau nggak salah tulisan di tombol itu “unfriend.”
Seketika tante pegawai lenyap dari pandangan. Buku harian dan etalase fotonya kini sedang dipikul oleh orang lain dengan wajah datar.
:’)