15 December 2016

BUKAN DESEMBER

: teringat mariyah dan jabang bayinya

bukan desember gerimis ini yang meletupkan aroma.aroma sepi mengharu biru di antara sepatu tracking penuh lendutmu, tetapi adalah sesembahanmu yang kepada pencipta yang memekakkan cuping telinga bayi yang baru lahir prucut dari rahim bundanya yang kesakitan

engkau maha besar !
engkau pantas dibela !

monas, bandung, spanduk, nista, dan deretan kata.kata sakti lainnya sigap memenuhi lini masa atas kuasa ujung pena penulis. semacam tsunami kata dan informasi yang sama sekali tak bikin harga sayuran bawang dan cabai naik lalu memantaskan hidup petani kecil (?)

pun juga pekikan gantung ! bunuh ! sate ! sekarang juga ! kepada si kafir yang diam.diam membangun persinggahan suci dan menjernihkan sungai.sungai yang mengalir menuju muara kepala batumu

bukan desember gerimis ini yang melahirkan gemertakan gigi susu dan kerutan ujung jari yang mati dilahap dingin, tetapi adalah perginya kesehatan akal yang tergusur oleh tarik.tarikan antara: benci dan hasrat cari muka di hadapan sesembahanmu

sementara air mata kecewa kau sebut drama

sementara hari penghakiman betul.betul telah tiba dan memenjarakan keluasan akal yang melekat pada diri sejak sel sperma bapakmu merangsek masuk ke sel telur ibumu

damai yang kau lontarkan tak lebih dari kemenangan egomu, yang juga kedigdayaan politik milik daun.daun muda penuh kepentingan yang merasa layak kau pilih jadi pemimpin

adalah desember gerimis ini yang tak memadamkan api intoleranmu

dan ya, adalah desember gerimis ini yang melahirkan penista Allah  yang kelak (?) mati tergantung di kayu salib dengan ribuan luka menganga di sekujur tubuh

semoga persalinanmu lancar, dewi mariyah

bersiaplah menerangi gelap ini, tus. toss !



Jalan Kabupaten Sleman,
bersama olah.olahan daun


No comments:

Post a Comment

Baca Tulisan Lain