via www.theladbible.com Angin yang menyapa di muka bangsal Elizabeth siang itu kian menggoda. Dia mengalir lewat rambut di belakang kepala, menelusur lewat telinga, lantas menari-nari sejenak di depan mata. Dalam pandangan sayu itu terlintas rombongan ibu-ibu berkerudung. Di bagian depan rombongan ada seorang bapak-bapak tua, dia pakai batik coklat lengan panjang dengan dobelan kaos di dalamnya. Dari pakaian yang mereka kenakan sepertinya mereka berasal dari suatu tempat di pinggir kota. Mereka jalan pelan sambil sesekali tengok kanan kiri. Mereka seakan kagum dengan ketinggian gedung-gedung di Panti Rapih. Beberapa dari mereka membawa bungkusan—yang entah apa isinya. Ada yang membawa sebungkus tas kresek hitam, sementara yang lain dibungkus pakai kain putih kumal yang mengabu-abu. Sudah pasti mereka akan mengunjungi seseorang yang mereka kenal dengan baik. Barangkali tetangga yang tinggal se-RT dengan mereka. Pemandangan itu mengingatkan saya akan beberapa peri...