Pagi
tadi jogging di dekat Mirota Kampus (Jalan Godean), melewati jalan yang
dikepung sawah yang ditumbuhi padi muda. Kebetulan ada petani yang sedang berdiri
di salah satu petak. Sepertinya pemandangan biasa kan? Namun sebenarnya tidak.
Petani
itu tidak sedang menyemprot cairan pestisida. Tidak juga sedang memberi pupuk;
atau menghalau burung-burung yang makan biji padi—karena tanaman padi masih
muda.
Dia sedang
memungut sampah-sampah plastik yang betebaran di dalam sawahnya. Memang sampah-sampah
itu tidak tersebar di seluruh sawah, melainkan di pinggirnya saja; bagian sawah
yang di samping jalan aspal.
Kala
itu saya tersadar. Dari tadi saya melewati banyak tumpukan sampah plastik yang
sudah terbungkus lumpur kering sawah. Artinya, petani itu sudah mengeluarkan
begitu banyak sampah plastik yang dari sawahnya.
Dari
mana sampah plastik itu berasal?
Kita
patut menduga sampah itu dibuang oleh orang tak bertanggung jawab. Sedihnya, hal-hal
seperti ini masih banyak ditemui di sekitar tempat tinggal saya. Orang buang
sampah di jalanan sepi samping sawah. Orang juga buang sampah di sungai tanpa
malu-malu.
Biasanya
mereka lempar sampah seplastik itu sambil jalan di atas sepeda motor. “Wuingg..
cebuur.” Sampah sudah diangkut air sungai entah ke mana. Selesai urusan.
Kita
patut bertanya: peradaban macam apa yang sedang kita bangun melalui perilaku-perilaku
macam ini?
No comments:
Post a Comment