Menjadi jurnalis adalah
keputusan yang agaknya terlalu terburu-buru bagi saya yang baru saja melepas
toga. Memang, saya cukup menikmati kegiatan berpikir dan menulis. Namun,
setelah saya alami beberapa waktu menjadi (calon) jurnalis, saya merasa tidak
berjodoh dengan pekerjaan ini.
23 June 2014
22 June 2014
Kalung Bernama
Di sudut kelas yang biasa
Perempuan duduk berias
cahaya
Berkalungkan sebuah nama
Yang diam-diam kusapa
Tak lama aku bertanya
Apakah ini cinta?
Atau ini gejolak remaja?
Yang kan hilang seiring
senja
Lalu aku rekam sebuah
lagu
Diiringi petikan gitar
tua
Nada demi nada tampak
beradu
Berebut ke telinga lalu
ke dada
Bagai bayangan dari senja
Makin lama makin panjang
Namun kita tahu yang di
depan sana
Surya memanggil gelap
datang
Bayangan pun kan hilang
Sekarang ruang jemari
sudah terisi
Tangan besar menggenggam
kuat
Tapi kutahu jari manismu
masih sendiri
Bolehkah aku memasang
jerat?
Ataukah...kuharus
menghilang cepat?
Subscribe to:
Posts (Atom)
Baca Tulisan Lain
-
Barangkali memang setiap negara tidak bisa tidak melakukan hubungan-hubungan dengan negara lain. Setiap hubungan yang dijalin bisa saja memi...
-
Cerita ini diawali ketika beberapa kawan melakukan penelitian di Desa Wisata Sidoakur yang terletak di Jalan Godean. Akhirnya saya ngikut...
-
Sembah bekti kawula Dewi Mariyah kekasihing Allah, pangeran nunggil ing Panjenengan Dalem. Sami-sami wanita Sang Dhewi pinuji piyambak, saha...
-
Yellow journalism Yellow journalism bukanlah merupakan sebuah aliran jurnalisme, melainkan sebuah julukan yang diberikan oleh The New York...
-
Terima kasih, adinda :)