Selasar lantai tiga kampus tiga Universitas Atma Jaya Yogyakarta kala itu tampak sepi. Di kursi-kursi panjang itu terlihat beberapa mahasiswa berpakaian atasan putih dan bawahan hitam. Beberapa dari mereka memegang setumpuk kertas putih dengan muka gelisah yang ditenang-tenangkan. Namun siapa mengira, ada perjuangan “hidup-mati” rentetan mahasiswa dalam ruangan-ruangan di sana. Sendirian mencari sesosok makhluk hitam yang sedang disidang, aku tak kunjung menemukannya. Hingga akhirnya terlihat tas hitam yang kukenal. Anehnya, tak ada yang menjaga tas itu. Sangat lain dari mahasiswa lain yang sedang sidang, si pemilik tas tak ada yang menunggu. Aku yakinkan diri untuk duduk di sebelah tas itu. Lima menit kemudian keyakinan terbukti benar. Pintu ruangan depanku persis terbuka perlahan. Makhluk hitam membuka pintu dengan agak gemetar dan pucat. Wajahmu kala itu sangat kampret. Serius. “Gimana, bos?” “70 persen, bos. 70 persen aku ngulang sidang,” katamu sambil geleng-geleng...