Wartawan merupakan garda terdepan yang akan menempatkan di mana posisi media dalam ranah pikiran publik.
(Syahputra, 2006:69)
Oleh: Andreas Ryan Sanjaya
Perlu disadari, makin banyak kritikan yang menghujani berbagai media massa dewasa ini terkait dengan produk-produk jurnalistik yang dihasilkan. Tendensi kritikan mengarah pada pemberitaan yang tidak seimbang dan pemberitaan yang dilebih-lebihkan. Kritik kepada media tentu tidak berhenti pada manajemen perusahaan media atau kebijakan redaksional, namun juga menyentuh wartawan sebagai garda terdepan.
Euforia demokrasi yang sering diwujudkan dalam demonstrasi yang berujung pada konflik dan kekerasan tidak pernah luput oleh media untuk diberitakan. Berita mengenai konflik yang tidak diawali dengan demonstransi juga menjadi santapan sehari-hari audien dari berbagai kalangan.
Konflik dan kekerasan seakan-akan menjadi sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh semua audien. Suatu konflik bisa secara serempak menjadi headline di surat-surat kabar nasional maupun lokal, bahkan bisa saja seharian atau berhari-hari diberitakan melalui televisi. Setelah konflik yang ‘menarik’ itu sedikit mendingin, media kembali mengalihkan isu sebelumnya yang belum tuntas dibahas, ataupun mengangkat isu baru.