Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2015

Barangkali Ini Lebih Penting, Monalisa..

Sumber: antarafoto.com Belum rampung urusan kesulitan pangan lantaran turun embun beku, Papua kembali dihantam persoalan. Orang sibuk berspekulasi sana sini soal insiden di Tolikara hari Jumat (17/7) kemarin. Konon, spekulasi ini juga dikompori oleh media-media yang tak membangun cerita utuh dan akurat untuk diakses publik.

Karakter Rekaan

saya kenal, atau sekadar tahu, dengan orang yang senang menuliskan ini di jejaring sosial dia: .: mengklaim dirinya antimainstream beberapa kali dia membanggakan pekerjaannya yang tak terikat perusahaan, tidak seperti teman yang lain. dia sering bilang lebih nyaman pakai celana jeans daripada celana bahan. .: bermeditasi dia mengutip kata.kata dari buku yang dia baca; mengunggah foto buku, lilin, dan secangkir kopi yang menemani dirinya bermeditasi namun, yang saya lihat justru sebaliknya.

Keretasu

Keretasu stasiun dan kamu punya kisah kisah biasa yang tak pernah aku suka. gerbong kereta selalu tega mengangkut cinta yang sebentar kemudian berpamitan. sedang aku hanya berdiri menatap lari detik yang mengundang perih. dekap aku, kamu sebelum roda besi menggelinding angkuh ke timur yang jauh sebelum kelam menelan teduh yang kita cipta. Juli 2015

Sesal Tak Kunjung Henti

Ketika umur 18 tahun saya pertama kali bergabung dalam sebuah produksi film. Dengan kepala kosong, saya bergabung menjadi penata artistik alias Art Director. Dari situ saya jadi tahu kalau bikin film sepanjang 10 menit saja butuh waktu berjam-jam untuk ambil gambar dari berbagai macam angle . 

Gagal Kembali

GAGAL KEMBALI kamu masih ingat? tatkala bulan menyuruh kita berhenti bercinta. karena di langit sana santo santa mengumpat pelan ingin terlahir kembali. Juli 2015

Kutang

Kutang tadi malam bulan asu dia tertawa hina kala ibu merajut kutang baruku. kutangku yang lama mulur mencipta celah tempat angin masuk membius dosa manusia. menembus nalar kita. Juli 2015

Petasan

PETASAN petasan ingin bertanya, mengapa diri tercipta untuk menyobek gendang, menghancurkan jemari, memacu detak jantung, dan mengotori jalan? Juli 2015

Jam Terbang

Selama saya kuliah, sering ada pertanyaan yang tak pernah terungkap, “Mengapa para dosen bisa begitu pintar? Berapa banyak buku yang mereka baca? Berapa jam dalam sehari mereka membaca?” Lalu saya membuat niat bodong, alias tak pernah terjadi. Niat itu adalah rajin membaca hingga sebelum lulus kuliah bisa sepandai mereka. Sebuah kenyataan menghampiri saya. Paling tidak menyadarkan bahwa saya tidak usah terobsesi sampai segitunya. Mereka para dosen itu memang sudah lama belajar ilmu ini. Mereka sudah mulai mendengar nama Lasswell sejak tali pusar saya belum puput, atau sejak dalam kandungan, atau sejak bapak ibu masih mengusahakan saya untuk ada. Tidak, itu tidak menghentikan aktivitas membaca saya. Kenyataan itu membuat saya lebih realistis dan menyadari: barangkali memang jam terbanglah yang berbicara.