Skip to main content

TA #2


Ini nih salah satu perang komentar yang menarik. Komentar pertama dilontarkan oleh akun bernama “Paman Gober” ini lalu dikomentari oleh beberapa orang, salah satunya oleh akun “Akhifa Danie R”.


Paman Gober
KAYAKNYA ACEH BAKAL DILANDA TSUNAMI YANG LEBIH DAHSYAT DARI SEBELUMNYA.....GAK KAPOK-KAPOK INI ORANG ACEH, SUDAH JELAS DI ALQURAN DILARANG MEMBANGKANG KEPADA PEMERINTAHAN YANG SAH, HADITS JUGA DEMIKIAN. MAKA TUNGGU AJA AZAB ALLAH PART II. SEKARANG MEREKA SDH TDK PUNYA FIGUR HASAN TIRO LAGI. KARENA HASAN TIRO SEDANG DITANYAI MALAIKAT DIDALAM KUBURNYA AKIBAT PERBUATANNYA YANG SUDAH MENYESENGSARAKAN RAKYAT ACEH.

Akhifa Danie R
eh dedemit pemuja Keris keturunan hindu Majapahit...
bukannya jakarta dan pulau jawa lebih busuk dari maksiat dan lebih pantas di azab ?
bego benget argumennya, dasar kuli bangunan.
tuh kakek mu sukarno dulu kalau ga di sedekahin pesawat sama orang Aceh, uda naik andong jalan kemana2 dasar bangsa kuli, pengemis ga nyadar lu

Komentar yang di atas dengan gamblang memaknai tsunami tahun 2004 lalu sebagai azab Allah. Mengapa? Karena rakyat Aceh membangkang kepada pemerintahan yang sah. Ini adalah pemaknaan yang bebas sekali, meski seakan kuat karena menyebut AlQuran dan Hadits sebagai dasar dari pemaknaan itu. Lalu paragraf berikutnya seperti tidak nyambung.  Paragraf pertama mengutuk (rakyat) Aceh, sedang paragraf kedua menyinggung pimpinan GAM, Hasan Tiro, yang dianggap menyengsarakan rakyat Aceh. Lagi-lagi membawa ajaran agama.

Sedangkan komentar di bawahnya justru lebih terdengar seperti celotehan komedian di acara-acara televisi yang menghina lawan mainnya di atas panggung. Sedikitnya ada empat umpatan yang diberikan kepada komentator pertama: pemuja Keris keturunan Hindu Majapahit; kuli bangunan; bangsa kuli; dan pengemis. Saya tidak tahu identitas apa yang diserang, tapi kalau dilihat dari kata-kata “kakek mu sukarno dulu..” dan kata “andong” saya menduga bahwa yang diserang adalah bangsa (atau kita lebih akrab dengan kata suku) Jawa. 

Ada dua tanggapan saya. Pertama, bagaimana dia bisa tahu bahwa pemilik akun “Paman Gober” itu orang Jawa (sekaligus mewakili pemikiran orang Jawa)? Kedua, tulisan dia yang banyak menghina, menggeneralisasi, dan penuh kesinisan menunjukkan kualitas  yang tidak lebih baik dari komentar di atasnya.

Comments

Popular posts from this blog

Mengenang Rama J. B. Hari Kustanto, SJ

Super pakdhe! Sambil berbaring, dia meminta Pakdhe Hari dan saya untuk membantunya duduk di kasur. Setelah duduk di pinggiran, dia menempelkan kedua telapak kakinya di lantai dingin rumah Patangpuluhan. Sambil tetap berpegangan lengan kami, dia menyentakkan kakinya lalu berdiri. Pakdhe Hari bilang ‘Hebat!’ Lalu dia tersenyum sambil menggerak-gerakkan kakinya. Bagi saya, itu adegan terindah yang saya alami bersama Pakdhe Tanto di hari-hari akhirnya. Dia sudah mengidap sakit tumor di organ otak sejak tahun 2007. Pertengahan tahun 2007 itu, Pakdhe Tanto menjalani kemoterapi. Saya, yang masih sekolah di Muntilan, terpaksa ijin barang sehari untuk menemuinya di rumah sakit. Saya tidak begitu ingat bagaimana kondisi Pakdhe Tanto waktu itu. Namun yang saya ingat adalah dukungan semangat dan motivasi dari saudara kandung beliau. “Sesuk natalan bareng ya mas neng nggone mas Hari..” begitulah dukungan mereka. Diam-diam saya mendengar obrolan lirih yang sedih dan singkat....

Obrolan Ringan bareng Pak Manyung

Jarum jam menunjuk angka 9 malam. Seharusnya saya beristirahat, tetapi perut ini berteriak-teriak. Maka meluncurlah saya ke sebuah warung tenda pinggir jalan di Gedawang. Warung itu tak bernama. Penjualnya sih sudah pasti punya nama, tapi saya terlalu malas untuk bertanya. Jadi, istri dan saya beri nama sendiri saja: Pak Manyung. Mengapa kasih nama itu? Begini ceritanya.  

Yamaguchi Kumiko

Benar, itu nama orang Jepang. Siapakah dia sampai saya menulisnya dalam blog? Semacam bintang film dewasa asli Jepang? Atau salah satu personel grup remaja yang bernyanyi sambil berjoget?  Ah, tentu tidak.