via getpaidforsurveys.co Pada suatu riset, saya perlu mendatangi beberapa sekolah SMP dan SMA di Jogja. Mereka menjadi responden dan dimintai kerja sama untuk mengisi survei secara online. Ada dua hal menarik yang saya temukan. Pertama, saya banyak menemukan anak-anak SMP—SMA yang tidak hapal nomor handphonenya sendiri. Ketika saya bagikan daftar presensi yang—salah satunya—memuat kolom untuk nomor handphone, banyak yang lalu membuka menu kontak dari gadget mereka, lalu mencari nomor mereka sendiri. Bagi saya—entah bagi orang lain yang segenerasi dengan saya—hal itu cukup mengejutkan. Saya lalu berkaca pada diri sendiri. Sampai sekarang saya hapal nomor handphone orang rumah—bahkan ketika sudah pada punya dua nomor. Bisa begitu karena dulu ketika mereka sudah punya ponsel, saya sendiri yang belum punya. Kalau ada apa-apa dan harus menelepon dari wartel, saya harus hapal. Barangkali itu kebutuhan saja ya. Mereka tak perlu menghapal karena tiap kali butuh ta...