Skip to main content

Perpanjangan SIM di Kota Tidak Sesuai KTP (Online)


Apakah bisa mengurus perpanjangan surat izin mengemudi (SIM) tetapi tidak dari daerah asal (sesuai KTP)? Tentu saja bisa. Saya tidak tahu apakah hal tersebut bisa dilakukan di seluruh kantor polisi satlantas atau tidak. Paling tidak begini pengalaman saya mengurus perpanjangan SIM di Kota Semarang.
Awalnya saya malas sekali kalau harus berurusan dengan polisi dan kantor-kantor pemerintah. Entah kenapa sudah ada stigma buruk kalau berurusan dengan birokrasi. Pikiran saya teracuni: pasti bakal ribet, birokrasi berbelit, lempar sana-sini, dan rawan korupsi. Namun setelah mengurus perpanjangan SIM ini perlahan pikiran saya mulai berubah.
Untuk kasus saya, KTP Jogja tapi tinggal di Kota Semarang. Untuk memperpanjang SIM saya perlu datang ke Satlantas Polrestabes Semarang di kawasan Kota Lama. Kantornya bersebelahan dengan Polsek Semarang Utara. Jangan sampai salah J
Berkas yang Diperlukan
Waktu itu saya hanya bawa KTP dan SIM saja. Masuk gerbang langsung ditanya keperluan dan langsung diarahkan oleh petugas dengan ramah dan baik. Pertama, saya diminta masuk ke ruangan kesehatan. Di sana ditanya, “Sudah fotokopi KTP dan SIM?” Kalau sudah langsung tes kesehatan, kalau belum kita bayar Rp2 ribu untuk fotokopi.
Urutan
1.  Pemeriksaan kesehatan. Pertama, ukur tekanan darah. Kedua, tes buta warna. Ketiga, ditanya tinggi dan berat badan. Biaya dari tes kesehatan itu Rp50 ribu. Dari ruang kesehatan tersebut kita diarahkan ke gedung utama, bangunan yang lebih besar.
2.  Membayar di BRI. Di dalam gedung tersebut ada loket BRI. Kita diminta untuk membayar biaya pembuatan SIM sebesar Rp80 ribu. Setelah itu kita diberi nomor antrean dan menunggu panggilan.
3.  Ambil foto dan tanda tangan. Setelah nomor dipanggil, kita masuk ke ruangan yang disekat. Di ruangan itu ada kamera dan alat untuk merekam tanda tangan kita secara digital. Selain difoto dan tanda tangan, kita juga ditanyai beberapa informasi. Setelah itu kita diberi kertas semacam struk untuk mengambil SIM baru.
4.  Mengambil SIM. Selesai.                                                     
Total Biaya
Total biaya yang dikeluarkan dalam urusan memperpanjang SIM di Satlantas Polrestabes Semarang ini hanya Rp130.000,00 alias seratus tiga puluh ribu rupiah saja. Kalau ditambah parkir dan fotokopi ya tinggal ditambah Rp4 ribu.
Waktu yang Diperlukan
Di kantor tersebut ada informasi perkiraan waktu. Untuk perpanjangan SIM saja 15 menit. Tentu berbeda untuk pembuatan SIM baru. Tetapi itu tergantung antrean. Kalau antrean ketika pengambilan foto dan tanda tangan itu banyak, waktunya bisa lebih lama dari 15 menit. Bagaimanapun, itu masih waktu yang sangat singkat.

Kesimpulan
1.  Petugas ramah dan memberikan penjelasan dengan sangat jelas.
2.  Waktu yang dibutuhkan untuk perpanjangan SIM relatif cepat.
3.  Biaya yang kita keluarkan relatif murah. Rp130 ribu untuk 5 tahun itu berarti setahun kita hanya bayar Rp26 ribu. Sebulan kita hanya bayar (kalau dibulatkan) Rp2.200.
4.  Ruang tunggu nyaman dan modern.

Saran Bagi Anda yang Mau Perpanjang SIM
1.  Jangan sampai terlambat memperpanjang SIM.
2.  Perhatikan jam pelayanan kantor Satlantas.
3.  Prosedur mudah dan murah, jadi tidak perlu pakai calo.

Demikian, semoga membantu pembaca.

Comments

Popular posts from this blog

Mengenang Rama J. B. Hari Kustanto, SJ

Super pakdhe! Sambil berbaring, dia meminta Pakdhe Hari dan saya untuk membantunya duduk di kasur. Setelah duduk di pinggiran, dia menempelkan kedua telapak kakinya di lantai dingin rumah Patangpuluhan. Sambil tetap berpegangan lengan kami, dia menyentakkan kakinya lalu berdiri. Pakdhe Hari bilang ‘Hebat!’ Lalu dia tersenyum sambil menggerak-gerakkan kakinya. Bagi saya, itu adegan terindah yang saya alami bersama Pakdhe Tanto di hari-hari akhirnya. Dia sudah mengidap sakit tumor di organ otak sejak tahun 2007. Pertengahan tahun 2007 itu, Pakdhe Tanto menjalani kemoterapi. Saya, yang masih sekolah di Muntilan, terpaksa ijin barang sehari untuk menemuinya di rumah sakit. Saya tidak begitu ingat bagaimana kondisi Pakdhe Tanto waktu itu. Namun yang saya ingat adalah dukungan semangat dan motivasi dari saudara kandung beliau. “Sesuk natalan bareng ya mas neng nggone mas Hari..” begitulah dukungan mereka. Diam-diam saya mendengar obrolan lirih yang sedih dan singkat....

Obrolan Ringan bareng Pak Manyung

Jarum jam menunjuk angka 9 malam. Seharusnya saya beristirahat, tetapi perut ini berteriak-teriak. Maka meluncurlah saya ke sebuah warung tenda pinggir jalan di Gedawang. Warung itu tak bernama. Penjualnya sih sudah pasti punya nama, tapi saya terlalu malas untuk bertanya. Jadi, istri dan saya beri nama sendiri saja: Pak Manyung. Mengapa kasih nama itu? Begini ceritanya.  

Yamaguchi Kumiko

Benar, itu nama orang Jepang. Siapakah dia sampai saya menulisnya dalam blog? Semacam bintang film dewasa asli Jepang? Atau salah satu personel grup remaja yang bernyanyi sambil berjoget?  Ah, tentu tidak.