11 October 2019

TIPS PERSIAPAN TES IELTS DALAM WAKTU YANG MEPET DAN SINGKAT


Sumber: ieltsninja.com

DISCLAIMER:
  1. TIPS INI TIDAK DATANG DARI AHLI BAHASA  INGGRIS, BUKAN PENGAJAR BAHASA INGGRIS, DAN LEBIH SPESIFIK LAGI, BUKAN PENGAJAR PERSIAPAN TES IELTS. SAYA HANYA ORANG AWAM YANG BELUM LAMA INI IKUT TES IELTS.
  2. TIPS INI BUKAN TENTANG KAIDAH BERBAHASA INGGRIS, HANYA FOKUS PADA PERSIAPAN TES IELTS SAJA.
  3. TIPS INI MUNGKIN BERLAKU BAGI SEBAGIAN DARI KITA, TIDAK DENGAN YANG LAIN. SAYA PERCAYA SETIAP DARI KITA PUNYA METODE BELAJAR DAN BERPIKIR YANG BERBEDA. JADI KALAU TIDAK COCOK, TOLONG ABAIKAN SAJA. 
Mari kita mulai.

Bulan Januari 2018 saya iseng-iseng ikut kursus IELTS. Saat itu saya pilih tempat kursus yang cukup murah di daerah Tembalang, Semarang. Saya lupa tepatnya berapa, tetapi selama 12 kali pertemuan (@pertemuan 90 menit), saya cukup membayar sekitar Rp 1,2 juta. Biaya itu termasuk satu kali simulasi tes IELTS.

Sekadar saran, lebih baik anda punya kemampuan bahasa Inggris dasar dulu sebelum ikut kursus persiapan tes IELTS. Di sana kita tidak diajari teori, tetapi dilatih untuk mengerjakan soal-soal IELTS. Tempo mengajarnya juga relatif cepat. Kalau kita tidak memiliki kemampuan dasar dulu, pasti akan sulit untuk mengikuti. Hal baiknya, mereka membatasi setiap kelas hanya enam orang, jadi cukup nyaman.

Hasil simulasi tes IELTS saya tak terlalu mengecewakan, apalagi untuk saya yang kemampuannya pas-pasan saja. Saya dapat skor masing-masing komponen (reading, listening, writing, dan listening) 6.0. Jadi skor saya overall juga 6.0.

Namun ada dua persoalan. Pertama, angka itu tak cukup sebagai syarat untuk mendaftar sekolah lagi di banyak universitas. Sebagian besar meminta 6.5 bahkan lebih dari itu. Kedua, hasil simulasi tes tidak cukup untuk dijadikan syarat mendaftar, biasanya mereka butuh tes yang sebenarnya. Karena alasan biaya tes yang mahal (sekitar Rp 2.9 juta) dan lain hal, saya tidak segera daftar tes.

Bulan September 2019 lalu, ada kondisi yang memaksa saya untuk segera ambil tes. Dengan persiapan yang kira-kira hanya dua minggu, akhirnya saya nekat saja. Apa saja yang saya lakukan selama dua minggu tersebut?

1. Identifikasi Kebutuhan

Sumber: tsnra.files.wordpress.com

Ada dua pertanyaan besar: 1) Apa tujuan anda ikut tes IELTS?; dan 2) Kemampuan apa yang masih perlu anda tingkatkan? Pertanyaan pertama ini berkaitan dengan dua jenis tes IELTS, general dan academic. Bedanya? Jujur saya tidak tahu. Namun, jawaban atas pertanyaan kedua rasanya lebih penting. Sekadar informasi, ada empat komponen dalam tes IELTS, yaitu listening, reading, writing, dan speaking. Nah, mana yang menurut anda masih kurang? Saya, misalnya, merasa masih kurang dalam writing dan speaking.

2. Nonton Video di YouTube

Sumber: youtube.com

Mengapa? Tentu saja karena gratis. Ada dua macam video yang saya sarankan untuk anda tonton. Pertama, video dari orang-orang yang memberikan tips tentang pengerjaan IELTS. Ada beberapa channel yang bisa diakses dengan puluhan video yang mereka buat. Lalu pilih yang mana? Apakah ditonton semua? Tentu saja tidak. Tonton saja video yang membahas tentang kemampuan yang perlu anda tingkatkan.

Kedua, tonton video berbahasa Inggris tentang hal yang anda suka. Misalnya, channel tentang sepeda, memasak, artis/hiburan, riasan wajah, vlog, apapun yang anda suka. Bagaimana dengan nonton film? Saya lebih menyarankan nonton talk show daripada film. Rasanya percakapan mereka lebih natural. Ini soal persepsi dan selera saja sih, anda mungkin berbeda dengan saya.

3. Mulai Berpikir dalam Bahasa Inggris

Sumber: basicenglishspeaking.com

Ini penting sekali. Contohnya, ketika saya menghitung sesuatu secara satuan, bahasa yang otomatis muncul dalam pikiran saya adalah bahasa Jawa. (si)ji (lo)ro (te)lu (pa)pat (li)ma (e)nem (pi)tu wolu sanga sepuluh. Kalau anda bagaimana? Nah, dalam waktu singkat ini coba biasakan munculkan kata dalam bahasa Inggris. Tidak hanya menghitung, tetapi juga ketika melamun, mengingat-ingat masa lalu, membayangkan masa depan, bahkan mungkin juga ketika berdoa. Kalau ada lawan bicara, gunakan juga bahasa Inggris. Hajar saja. Salah grammar, kurang vocabulary, dan keliru pengucapan itu biasa; yang penting hajar saja. Orang lain mencibir? No problem. Tanggapi saja dan minta mereka mengajari.

4. Peganglah Prinsip Umum tentang Sesuatu

Sumber: s11217.pcdn.co

Apa maksudnya? Terus terang saya tak mampu menjelaskan, jadi saya akan beri contoh saja. Prinsip umum ini akan sangat berguna ketika kita mengerjakan tes writing. Ada dua tes writing yang saya alami, yaitu mendeskripsikan diagram garis dan membuat esai. Nah, tips ini khusus untuk yang menulis esai. Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan dua hal tersebut 60 menit kalau tak salah. Dengan waktu yang singkat itu kita tak punya waktu banyak untuk berpikir.

Kebetulan topik yang saya dapatkan dalam tes menulis esai ini adalah tentang kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh industri. Mau menulis apa? Tenang, ada tiga sampai empat pertanyaan untuk memandu penulisan esai. Nah, salah satu prinsip umum yang saya pegang adalah saya mau mengkritik kapitalisme yang mengutamakan keuntungan (daripada kelestarian) dan memaksa manusia untuk mengeksploitasi alam. Dari prinsip itu saya lalu mulai menulis. Maka penting bagi anda juga untuk pegang prinsip umum, supaya tak terlalu lama berpikir.

5. Membaca, Menonton, dan Mendengarkan Banyak Hal

Sumber: magazinetraining.com

Ini terakhir, sangat umum, tapi penting sekali. Tujuannya? Supaya kita tahu banyak hal. Pengetahuan ini penting sekali, terutama untuk tes speaking. Hal paling mengerikan dari tes ini adalah sang pewawancara bisa menanyakan topik yang sama sekali random, mulai dari politik, bisnis, lingkungan, hiburan, musik, kejahatan, perkotaan, dan lain sebagainya. Topik apapun bisa saja ditanyakan.

Sebentar, bukannya ini adalah tes kemampuan berbahasa Inggris dan bukan tes pengetahuan? Betul sekali. Namun coba bayangkan, kalau kita tak punya pengetahuan sama sekali, bagaimana kita akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut? Hal apa saja yang akan kita bicarakan? Apalagi, topik-topik tersebut biasanya memiliki istilah-istilah yang khusus.

Saya merasa beruntung dalam tes kali ini. Saya khawatir tentang topik-topik random itu, bagaimana kalau dia tanya hal yang sama sekali tak saya ketahui, misalnya, tentang teknologi? Namun dalam perjalanan ke tempat tes saya semacam dapat pencerahan. Tiba-tiba saja ada pikiran kalau saya akan ditanyai tentang bangunan. Ternyata benar. Saya ditanya tentang persoalan bangunan. Saya sudah membayangkan akan ditanya apa dan sudah menyiapkan jawaban-jawaban yang mendasar.

Namun bagaimana kalau kejatuhan sial, dapat topik yang sama sekali tak kita ketahui? Salah satu pengajar di video itu bilang, kita punya dua pilihan. Pertama, kita bisa bilang “To be honest, I’m not really well-informed about this topic, but if I had to imagine blablabla..” dan mulailah mengarang apa saja. Atau yang kedua, kita bisa bilang kalau sama sekali tak mengerti topik tersebut dan meminta untuk bicara topik yang lain. Nah, untuk jawaban yang kedua ini saya sebenarnya ragu, apakah itu akan mengurangi poin atau tidak. Prinsipnya, mengetahui tentang banyak hal akan sangat membantu kita menjawab pertanyaan dalam tes speaking.

Dengan melakukan beberapa langkah persiapan tersebut—yang hanya dilakukan dalam waktu dua minggu saja—saya dapat skor lebih tinggi dari skor hasil simulasi. Saya tidak dapat skor yang sangat tinggih sih, tapi batas minimal dari yang disyaratkan. Tidak kurang, tidak lebih.

Itu saja tips dari saya.
 
Sekali lagi, tips ini mungkin tak berlaku untuk semua orang. Kalau cocok ya ikuti, kalau tidak cocok ya abaikan saja. Tips yang lain mungkin lebih sesuai dengan anda. Lalu bagaimana kalau tidak cocok, tetapi juga tidak menemukan tips yang lain? Kalau memang kondisinya mendesak dan harus tes IELTS, ya lakukan saja. HAJAR SAJA; JANGAN RAGU-RAGU! Apapun yang terjadi, apapun hasilnya, ya itu kemampuan anda.

Paling tidak, kita bergerak. Gerakan sekecil apapun, bahkan hanya pikiran saja yang bergerak, pasti ditangkap oleh semesta. Atas niat baik dan pergerakan anda, semoga Sang Semesta merestui!

No comments:

Post a Comment

Baca Tulisan Lain