Sumber: ieltsninja.com |
DISCLAIMER:
- TIPS INI TIDAK DATANG DARI AHLI BAHASA INGGRIS, BUKAN PENGAJAR BAHASA INGGRIS, DAN LEBIH SPESIFIK LAGI, BUKAN PENGAJAR PERSIAPAN TES IELTS. SAYA HANYA ORANG AWAM YANG BELUM LAMA INI IKUT TES IELTS.
- TIPS INI BUKAN TENTANG KAIDAH BERBAHASA INGGRIS, HANYA FOKUS PADA PERSIAPAN TES IELTS SAJA.
- TIPS INI MUNGKIN BERLAKU BAGI SEBAGIAN DARI KITA, TIDAK DENGAN YANG LAIN. SAYA PERCAYA SETIAP DARI KITA PUNYA METODE BELAJAR DAN BERPIKIR YANG BERBEDA. JADI KALAU TIDAK COCOK, TOLONG ABAIKAN SAJA.
Bulan Januari 2018
saya iseng-iseng ikut kursus IELTS. Saat itu saya pilih tempat kursus yang
cukup murah di daerah Tembalang, Semarang. Saya lupa tepatnya berapa, tetapi
selama 12 kali pertemuan (@pertemuan 90 menit), saya cukup membayar sekitar Rp
1,2 juta. Biaya itu termasuk satu kali simulasi tes IELTS.
Sekadar saran, lebih
baik anda punya kemampuan bahasa Inggris dasar dulu sebelum ikut kursus
persiapan tes IELTS. Di sana kita tidak diajari teori, tetapi dilatih untuk
mengerjakan soal-soal IELTS. Tempo mengajarnya juga relatif cepat. Kalau kita
tidak memiliki kemampuan dasar dulu, pasti akan sulit untuk mengikuti. Hal
baiknya, mereka membatasi setiap kelas hanya enam orang, jadi cukup nyaman.
Hasil simulasi tes
IELTS saya tak terlalu mengecewakan, apalagi untuk saya yang kemampuannya
pas-pasan saja. Saya dapat skor masing-masing komponen (reading, listening,
writing, dan listening) 6.0. Jadi skor saya overall juga 6.0.
Namun ada dua
persoalan. Pertama, angka itu tak cukup sebagai syarat untuk mendaftar sekolah
lagi di banyak universitas. Sebagian besar meminta 6.5 bahkan lebih dari itu. Kedua,
hasil simulasi tes tidak cukup untuk dijadikan syarat mendaftar, biasanya
mereka butuh tes yang sebenarnya. Karena alasan biaya tes yang mahal (sekitar Rp
2.9 juta) dan lain hal, saya tidak segera daftar tes.
Bulan September 2019
lalu, ada kondisi yang memaksa saya untuk segera ambil tes. Dengan persiapan
yang kira-kira hanya dua minggu, akhirnya saya nekat saja. Apa saja yang saya
lakukan selama dua minggu tersebut?
1.
Identifikasi Kebutuhan
Sumber: tsnra.files.wordpress.com |
Ada dua pertanyaan
besar: 1) Apa tujuan anda ikut tes IELTS?; dan 2) Kemampuan apa yang masih
perlu anda tingkatkan? Pertanyaan pertama ini berkaitan dengan dua jenis tes
IELTS, general dan academic. Bedanya? Jujur saya tidak tahu. Namun, jawaban
atas pertanyaan kedua rasanya lebih penting. Sekadar informasi, ada empat
komponen dalam tes IELTS, yaitu listening, reading, writing, dan speaking. Nah,
mana yang menurut anda masih kurang? Saya, misalnya, merasa masih kurang dalam
writing dan speaking.
2.
Nonton Video di YouTube
Sumber: youtube.com |
Mengapa? Tentu saja
karena gratis. Ada dua macam video yang saya sarankan untuk anda tonton.
Pertama, video dari orang-orang yang memberikan tips tentang pengerjaan IELTS.
Ada beberapa channel yang bisa diakses dengan puluhan video yang mereka buat. Lalu
pilih yang mana? Apakah ditonton semua? Tentu saja tidak. Tonton saja video yang
membahas tentang kemampuan yang perlu anda tingkatkan.
Kedua, tonton video berbahasa
Inggris tentang hal yang anda suka. Misalnya, channel tentang sepeda, memasak, artis/hiburan,
riasan wajah, vlog, apapun yang anda suka. Bagaimana dengan nonton film? Saya
lebih menyarankan nonton talk show daripada film. Rasanya percakapan mereka
lebih natural. Ini soal persepsi dan selera saja sih, anda mungkin berbeda
dengan saya.
3.
Mulai Berpikir dalam Bahasa Inggris
Sumber: basicenglishspeaking.com |
Ini penting sekali.
Contohnya, ketika saya menghitung sesuatu secara satuan, bahasa yang otomatis
muncul dalam pikiran saya adalah bahasa Jawa. (si)ji (lo)ro (te)lu (pa)pat (li)ma (e)nem (pi)tu wolu sanga sepuluh.
Kalau anda bagaimana? Nah, dalam waktu singkat ini coba biasakan munculkan kata
dalam bahasa Inggris. Tidak hanya menghitung, tetapi juga ketika melamun,
mengingat-ingat masa lalu, membayangkan masa depan, bahkan mungkin juga ketika
berdoa. Kalau ada lawan bicara, gunakan juga bahasa Inggris. Hajar saja. Salah
grammar, kurang vocabulary, dan keliru pengucapan itu biasa; yang penting hajar
saja. Orang lain mencibir? No problem. Tanggapi saja dan minta mereka
mengajari.
4.
Peganglah Prinsip Umum tentang Sesuatu
Sumber: s11217.pcdn.co |
Apa maksudnya? Terus
terang saya tak mampu menjelaskan, jadi saya akan beri contoh saja. Prinsip
umum ini akan sangat berguna ketika kita mengerjakan tes writing. Ada dua tes
writing yang saya alami, yaitu mendeskripsikan diagram garis dan membuat esai. Nah,
tips ini khusus untuk yang menulis esai. Waktu yang dibutuhkan untuk
mengerjakan dua hal tersebut 60 menit kalau tak salah. Dengan waktu yang
singkat itu kita tak punya waktu banyak untuk berpikir.
Kebetulan topik yang
saya dapatkan dalam tes menulis esai ini adalah tentang kerusakan lingkungan
yang diakibatkan oleh industri. Mau menulis apa? Tenang, ada tiga sampai empat
pertanyaan untuk memandu penulisan esai. Nah, salah satu prinsip umum yang saya
pegang adalah saya mau mengkritik kapitalisme yang mengutamakan keuntungan
(daripada kelestarian) dan memaksa manusia untuk mengeksploitasi alam. Dari
prinsip itu saya lalu mulai menulis. Maka penting bagi anda juga untuk pegang
prinsip umum, supaya tak terlalu lama berpikir.
5.
Membaca, Menonton, dan Mendengarkan Banyak Hal
Sumber: magazinetraining.com |
Ini terakhir, sangat
umum, tapi penting sekali. Tujuannya? Supaya kita tahu banyak hal. Pengetahuan ini
penting sekali, terutama untuk tes speaking. Hal paling mengerikan dari tes ini
adalah sang pewawancara bisa menanyakan topik yang sama sekali random, mulai
dari politik, bisnis, lingkungan, hiburan, musik, kejahatan, perkotaan, dan
lain sebagainya. Topik apapun bisa saja ditanyakan.
Sebentar, bukannya
ini adalah tes kemampuan berbahasa Inggris dan bukan tes pengetahuan? Betul
sekali. Namun coba bayangkan, kalau kita tak punya pengetahuan sama sekali,
bagaimana kita akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut? Hal apa saja yang
akan kita bicarakan? Apalagi, topik-topik tersebut biasanya memiliki
istilah-istilah yang khusus.
Saya merasa
beruntung dalam tes kali ini. Saya khawatir tentang topik-topik random itu,
bagaimana kalau dia tanya hal yang sama sekali tak saya ketahui, misalnya,
tentang teknologi? Namun dalam perjalanan ke tempat tes saya semacam dapat
pencerahan. Tiba-tiba saja ada pikiran kalau saya akan ditanyai tentang bangunan.
Ternyata benar. Saya ditanya tentang persoalan bangunan. Saya sudah
membayangkan akan ditanya apa dan sudah menyiapkan jawaban-jawaban yang
mendasar.
Namun bagaimana
kalau kejatuhan sial, dapat topik yang sama sekali tak kita ketahui? Salah satu
pengajar di video itu bilang, kita punya dua pilihan. Pertama, kita bisa bilang
“To be honest, I’m not really well-informed about this topic, but if I had to
imagine blablabla..” dan mulailah mengarang apa saja. Atau yang kedua, kita
bisa bilang kalau sama sekali tak mengerti topik tersebut dan meminta untuk
bicara topik yang lain. Nah, untuk jawaban yang kedua ini saya sebenarnya ragu,
apakah itu akan mengurangi poin atau tidak. Prinsipnya, mengetahui tentang
banyak hal akan sangat membantu kita menjawab pertanyaan dalam tes speaking.
Dengan melakukan
beberapa langkah persiapan tersebut—yang hanya dilakukan dalam waktu dua minggu
saja—saya dapat skor lebih tinggi dari skor hasil simulasi. Saya tidak dapat
skor yang sangat tinggih sih, tapi batas minimal dari yang disyaratkan. Tidak
kurang, tidak lebih.
Itu saja tips dari saya.
Sekali lagi, tips
ini mungkin tak berlaku untuk semua orang. Kalau cocok ya ikuti, kalau tidak
cocok ya abaikan saja. Tips yang lain mungkin lebih sesuai dengan anda. Lalu bagaimana
kalau tidak cocok, tetapi juga tidak menemukan tips yang lain? Kalau memang
kondisinya mendesak dan harus tes IELTS, ya lakukan saja. HAJAR SAJA; JANGAN
RAGU-RAGU! Apapun yang terjadi, apapun hasilnya, ya itu kemampuan anda.
Paling tidak, kita
bergerak. Gerakan sekecil apapun, bahkan hanya pikiran saja yang bergerak, pasti
ditangkap oleh semesta. Atas niat baik dan pergerakan anda, semoga Sang Semesta
merestui!
No comments:
Post a Comment