Tulisan ini bukan berisikan hal teoritis dan praktis mengenai seluk beluk film dokumenter.
Bukan juga berbicara mengenai gagasan, eksekusi, hingga proses editing.
Sebenarnya yang anda baca ini hanya sekadar jawaban atas pertanyaan yang muncul dari dalam mengenai ketertarikan saya pada film dokumenter.
Sebenarnya yang anda baca ini hanya sekadar jawaban atas pertanyaan yang muncul dari dalam mengenai ketertarikan saya pada film dokumenter.
Satu jawaban pertama yang muncul di otak kosong saya adalah bahwa film dokumenter mengungkapkan realitas.
Tidak perlu berdebat panjang layaknya filsuf naturalis hingga materialis untuk menentukan definisi dari 'realitas', baca saja karya-karya mereka dan temukan maknanya.
Realitas
Bagaimanapun juga, realitas dalam film dokumenter merupakan realitas subjektif-dari sisi sang pembuat film.
Adakah yang lebih menarik dari perbedaan?
Kutub magnet yang berbeda akan saling menarik, jenis kelamin berbeda juga saling menarik (kecuali dalam kasus tertentu), perbedaan teori dan praktek yang ada menarik para ilmuwan sosial untuk melakukan penelitian, dan segala macam perbedaan lainnya.
Mengetahui realitas dari subjek lain menuntut kita untuk setia pada pandangan kita sekaligus mampu mengkritisinya.
Gagasan
Hal berikutnya adalah kesetiaan pada gagasan awal.
Gagasan pada nantinya berkaitan erat dengan riset yang perlu kita lakukan sebelum membuat film dokumenter.
Riset yang matang dan mendalam merupakan roh dari film dokumenter.
Walau demikian, riset yang dilakukan kadang akan menimbulkan ide dan gagasan lain yang berbeda dengan gagasan awal.
Di sinilah kemampuan para pembuat film untuk mempertimbangkan secara kritis diuji.
Untuk sementara ini saja jawaban yang saya temukan, jawaban yang mendalam akan kita temukan pada saat membuat film dokumenter yang sebenarnya.
No comments:
Post a Comment