Suatu ketika seorang laki-laki bertanya di depan para mahasiswa –terus terang berat bagi saya untuk menyebutnya sebagai dosen. Ups!
‘Pada hakekatnya, manusia itu lebih senang berbuat baik atau buruk?’ tanyanya. Lalu dia menunjuk seorang mahasiswa yang duduk di belakang untuk menjawab.
‘Berbuat baik.’ jawabnya.
‘Kenapa? Apa alasannya?’ tanyanya lagi.
‘Mungkin karena ada Tuhan, pak. Karena dia percaya Tuhan, maka dia berbuat baik.’ jawabnya setelah berpikir sekian detik.
Ada yang salah?
Tergantung.
Buat saya, itu jawaban yang mengejutkan. Tidak juga sih sebenarnya.
Hmm.. mungkin lebih tepatnya: jawaban yang kontemplatif.
Bukan karena jawaban itu muncul dari hasil kontemplasi mahasiwa tadi, tapi karena jawaban itu mendorong –setidaknya saya- untuk berkontemplasi.
…dan sedikit memasukkan keprihatinan dalam kontemplasi itu.
No comments:
Post a Comment