14 May 2015

Si Tua Kerasukan Asu


“Wanita selalu jadi korban kekerasan kaum pria!”
Si tua itu memekik lantang.
Di mana?

Di sosial media, tentunya.
Tempat orang membuang ludah,
serta kaum alay berkeluh kesah.

***

Si tua berlagak aktivis,
bermental eksibisionis.

Seakan berjuang bagi kaum tertindas,
ternyata mengejar di balik kutang yang lepas.

Seakan peduli pada kaum hawa,
ternyata mengemis perhatian semata.

Si tua bilang,
“Hentikan kekerasan kepada perempuan!”

Juga berteriak berang,
“Putuskan pacar kalian sekarang!
Masih ada waktu sebelum menikah!”

Diam-diam jakun si tua naik turun,
menekan rasa yang meledak-ledak.

Sekejap tangannya berlumuran mani,
mereka menjadi objek fantasi.

Lalu si tua menawarkan diri,
untuk menjadi pendamping sejati.

***

Dunia ini memang lucu,
terkadang asu,
tapi lebih sering wagu.

Bagaimana bisa,
dirimu,
yang seorang aktivis ini,
senang menantang lelaki muda
di akun jejaring yang maya?

Bagaimana bisa,
dirimu,
yang pembela perempuan ini,
rajin mencela lelaki muda dengan kata:
“Nganggo rok sisan bengesan wae..”
saat mereka mengabaikan ocehanmu?

Bukankah itu wagu?

Kau membela perempuan yang jadi korban,
seakan kau junjung mereka bagai sang putri.
Namun kau bilang mereka,
yang kau sebut pecundang itu,
sebagai perempuan.

Lalu, apa yang kau lakukan selama ini?
Meneriaki diri sendiri,
lewat akun jejaringmu sendiri?


Hah.. asu.

No comments:

Post a Comment

Baca Tulisan Lain