23 July 2012

Ngangsu Kawruh ing Litbang Kompas #2

Sekilas saya pernah baca tweet milik seseorang yang diretweet oleh orang yang saya follow. Semoga tidak bingung. Seseorang itu bilang kira-kira begini: "Tuh kan, gak ada lembaga survei yang bisa dipercaya. Dulu bilang paling tinggi Foke, sekarang quick count Jokowi menang jauh."



Boleh saja seseorang itu sangsi atas 'kesucian' lembaga survei, tapi kok saya curiga dia tidak tahu apa yang dihadapi oleh seseorang/lembaga yang melakukan survei. Saya memang tidak menguasai, tapi saya sempat mencicipi, bertanya, dan kini sedikit tercerahkan dengan alasan mengapa pemilih Jokowi bisa meningkat drastis.

Menurut yang saya baca perubahan itu terjadi karena adanya massa mengambang. Ketika mereka disurvei sebelum pilkada dilakukan ia belum menjatuhkan pilihan kepada salah satu pasangan calon Gubernur DKI Jakarta. Jangan salah, menurut data di Litbang Kompas jumlahnya cukup besar, sekitar 26 persen. Dugaan yang muncul ialah massa mengambang itulah yang berhasil ditarik oleh tim sukses Jokowi menjadi pencoblos.

Kalau ingin tahu lebih lengkap baca ulasan perbandingan survei sebelum pemilu dengan hasil quick count di harian Kompas atau harian lain yang menuliskannya. Setahu saya beberapa media juga menyinggung konsep ini.

Jadi ya...bukannya saya membela para lembaga survei, karena memang kesalahan mungkin saja dilakukan, termasuk oleh Litbang Kompas. Namun kok saya berpikir bahwa lembaga survei yang besar tidak akan mempertaruhkan kredibilitasnya dengan mengeluarkan hasil survei yang ngawur, asal-asalan, dan dengan data yang tidak valid dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

No comments:

Post a Comment

Baca Tulisan Lain