25 July 2012

Sang Pemenang


"Serbuuu..!!"
Kami berjuang mati-matian.
Jalan di depan sangat penuh
aku tak bisa melihat tujuan.
Semua putih.
Semua bergerak liar.

Di belakangku masih ada banyak
semua mendesak aku ke depan.
Aku hitung mereka
ada jutaan termasuk aku.
Mereka ada di sekeliling.
Aku merasa sakit dan menjerit
ketika wajahku tertampar,
tubuhku tergencet sana-sini.

Tak lama aku merasa lelah
sama seperti mereka.
Tiba-tiba sampingku kosong
kulihat ia berhenti terengah-engah di belakang.
Aku lalu bergerak semakin cepat
menyusul ia yang di depan.
Perjalanan masih panjang
namun sudah banyak yang menghilang.
Ada yang mati
bertumpukan di ujung sana.
Tinggal seratusan di depanku.

Lalu sesuatu terjadi,
entah bagaimana.
Aku bergerak seperti kesetanan
rasanya ada yang merasuki tubuhku.
Mereka seakan menyingkir ketika aku lewat.
Ada yang makin semangat
ada pula yang lalu berhenti menyerah.
Mereka bergabung dengan yang kalah.
Ketika itu aku punya saingan
kami sama-sama kuat.
Tujuan pun sudah tampak.

Kami saling memacu,
bergerak secepat mungkin.
Akhirnya kami sampai bersamaan.
Sayangnya hanya satu yang diterima.
Ia lalu memilih aku.
Karena aku berjuang di saat-saat akhir.
Kami menangis lalu berpelukan.
Ia mundur dan beristirahat.
Aku mengetuk pintu dan masuk.
Semua lalu kulapisi dengan kekuatanku
agar tidak ada yang menerobos masuk.
Lalu sayup-sayup terdengar di hati:
"Selamat datang, kamu ditakdirkan jadi pemenang."

Selang tiga bulan aku mendengar suara wanita di luar
"Baik-baik di sana. Anak ini menantimu."
Rupanya ia berkata pada seorang pria.
"Iya, besok kita namai dia: Ryan."
Pria itu ternyata suaminya.
Tiba-tiba ayah dari wanita itu menimpali
"Ia adalah sang pemenang, sang jaya."
Wanita itu punya gangguan pendengaran
"Apa? Sanjaya?"

Hampir 7 bulan kemudian aku kesakitan.
Tapi mereka senang melihat aku menangis.

*Terinspirasi dari bincang malam dengan sepupu, dia bilang 'Kita ini pemenang. Kita bersaing dengan jutaan sel sperma, akhirnya cuma satu, kita, yang bisa membuahi telur.' Betul juga, apapun keadaan kita, kalau kita punya kesadaran bahwa kita hidup, kita adalah pemenang. Masih mau cari menang lagi?

No comments:

Post a Comment

Baca Tulisan Lain