Belakangan ini saya agak
gila. Utang tulisan yang cukup banyak justru membuat saya malas untuk
melunasinya. Maka saya sering buka Youtube, cari hiburan, siapa tahu bisa
mengurangi stress. Saya cari dengan kata kunci “Dodit” untuk cari hiburan.
Mengapa Dodit? Ya bagi saya, dia adalah standup comedian paling lucu. Mungkin
karena lucunya beda dengan yang lain-lain. Mereka yang lain itu lucu ala Betawi,
atau ala Jakarta, yang bagi saya kadang enggak lucu.
Setelah menonton banyak
video Dodit manggung di mana-mana, saya menemukan beberapa hal yang jadi pola
materi standup-nya Dodit.
Pertama, meninggikan
diri. Ini konteksnya juga bercanda. Misalnya dia tanya “Ada yang sudah kenal
saya?” Kalau audiens jawab “Belum” Dodit akan bilang “Sana beli tivi” atau
jawaban sejenisnya. Intinya, dia mau bilang kalau dia sering masuk tivi. Selain
main beberapa film, skarang Dodit juga muncul di acara serial komedi bertema
ojek di Net. Dulu juga sering dibahas soal jumlah followernya di Twitter yang
sekarang sampai 453K.
Meninggikan diri ini
penting bagi Dodit. Mengapa? Dengan anugerah perawakan dan penampilan yang dia
miliki, itu yang jadi salah satu sumber lucunya. Coba bayangkan kalau yang
bilang begitu adalah para presenter tivi, atau artis berwajah indo yang
berwajah tampan dan dadanya bidang. Kan malah malesi.
Kedua, merayu wanita.
Ini sudah jadi andalannya sejak awal standup di Kompas TV. Kita pasti akrab
dengan kata-kata macam “Ya, kamu..” sambil mengacungkan bowl biola ke arah
penonton wanita. Sering juga dia membahas wanita yang duduk sebelahan dengan
kekasihnya. Lalu kalau Dodit baru saja masuk panggung biasanya dia juga
mengedipkan sebelah mata ke arah suatu sudut, tentu disambut teriakan histeris
para wanita. Tak lupa dia bilang “Love you” dengan entengnya.
Kalau Dodit manggung di
kota-kota, dia tak hanya begitu. Biasanya dia minta satu atau dua wanita untuk
maju di panggung. Ada yang hanya ngobrol, ada yang diminta untuk nyanyi bareng
Dodit ketika bawa gitar. Foto bareng? Itu pasti. Sebagian selfie, sebagian
difoto orang lain. Tak jarang penonton wanita itu tak segan berpelukan dengan
Dodit.
Ketiga, Dodit bawa
gitar, tak selalu biola. Sejak awal audisi di Kompas TV, Dodit konsisten bawa
alat musik biola. Ada sih satu-dua penampilannya dia tak bawa apa-apa. Namun
biola adalah ciri khas yang dia bangun sejak awal, dan menurut saya dia memang
menguasai alat musik itu. Nah, dari panggung ke panggung Dodit sering main
gitar. Tentu saja dia main gitar sambil nyanyi. Lagu-lagunya diulang, ya
itu-itu saja. Misalnya “Terlatih Patah Hati”nya The Rain feat Endank Soekamti,
yang bagian liriknya diganti “..dan semua yang pergi, tanpa sempat aku cicipi..”
Keempat, Dodit mencela
kota tempat dia manggung. Tentu saja ini juga bercanda, karena konteksnya
standup comedy di panggung. Misal, dia manggung di Sragen. Dia menyebut kota
ini bagus, karena hanya luruuus saja lalu selesai. Atau ketika manggung di Karanganyar
dia menyebutkan daerah-daerah di Karanganyar yang (namanya) dianggap ndesit.
Namun yang pasti dia menyebut daerah yang dipakai untuk pacaran mesum, atau
bahkan tempat prostitusi.
Beberapa kali dia juga
mencela gedung yang digunakan untuk standup. Misal, gedung ini bagus, tapi
angker. Gedung ini bagus, tapi WCnya pesing. Dia bilang, “Tadi saya nelek di
sana. Tapi teleknya pas diguyur nggak mau masuk.”
Kelima, bawa materi
mesum. Materi mesum atau porno masih jadi andalannya untuk meramaikan suasana.
Misal, dia sering tiba-tiba di awal atau tengah penampilan dia nanya ke salah
satu audiens, “Mbak, kok lihatin aku sampai kayak gitu? Ndelokke manukku ya?”
(ngeliatin tititku ya?) begitu katanya. Ada juga materi tentang suster di sini
yang tidak seprofesional suster di Jepang. Anda kehilangan konteks? Cobalah
ketik “suster jepang” di Google, anda akan menemukan jawab.
Keenam, menceritakan
sakit jantung koroner yang pernah menimpanya. Sakit yang membuatnya harus
opname selama 16 hari ini diceritakan dengan kemasan komedi. Misalnya, dia
menyebut sakit jantung ini sebagai sakit yang berkelas, sakit typus itu enggak
level. “(sakit) jantung dong, bikin mati..” katanya. Suatu saat dia juga cerita
detil bagaimana sakit jantung itu membuat dirinya tidak boleh mengejan ketika
BAB. Entah lucu atau menjijikkan, itulah materi-materi yang dibawa Dodit.
Oh ya, sakit inilah yang
katanya membuat dia harus duduk ketika di panggung. Katanya bisa terlalu lelah.
Saya enggak tahu ini sungguhan atau tidak. Kalaupun sungguhan, saya enggak bisa
membayangkan bagaimana dia harus sering duduk ketika syuting film atau serial.
Ketujuh, ini yang
penting, dalam beberapa kali kesempatan dia meminta audiens untuk tidak merekam
penampilan dirinya dan konsentrasi saja pada gurauan yang dia luncurkan.
Katanya dia merasa diduakan kalau audiens menonton sambil merekam. Namun
belakangan saya menemukan jawabnya. Mereka yang merekam itu biasanya mengupload
di Youtube. Kalau buanyak orang mencari namanya di Youtube, nanti mereka akan
tahu kalau materi guyonan Dodit di panggung-panggung itu ya sekitar itu-itu
saja.
Ini tentu berbeda bila
dibandingkan waktu kompetisi di Kompas TV. Setiap penampilan ada tema dan
biasanya cerita yang dibawa Dodit baru. Ada tuntutan untuk menghadirkan cerita
yang baru.
Bukan, ini bukan kritik.
Setahu saya memang membangun materi standup itu tak mudah, tak semudah
artis-artis yang cangkeman di ILK, atau acara-acara guyonan lain. Di mana-mana
juga seorang standup comedian membawakan materi-materi yang mirip. Bagi saya tidak
masalah, yang penting otentik, itu muncul dari kreativitas dirinya sendiri.
Terlebih adalah bagaimana memunculkan kesan bahwa cerita atau materi semacam
itu hanya pantas dibawakan oleh dirinya, bukan oleh orang lain.
Oh ya, selain mengkritik
banyak hal, Dodit juga pernah mengkritik dirinya sendiri. Misalnya, dia pernah
bilang kalau materi porno itu murahan. Namun dia terus saja membawakannya. Yah,
namanya juga acara komedi, mau kritik sepedas apapun kalau diikuti dengan tawa
Dodit ya jadinya dianggap bercanda. Tidak serius. Tidak perlu ditanggapi dengan
kata, atau perbuatan.
Ada yang menangkap
materi lain yang dibawakan Dodit? Barangkali saya luput menangkap buanyak
materi. Saya bukan pengamat komedi, apalagi komedian. Saya hanya orang yang
senang menonton Dodit (di Youtube) dan kebetulan punya waktu untuk
menuliskannya. Sukses selalu Dodit!
ciye mas ryan.... kulik sitik medoke dodit pundi mas??
ReplyDelete(aku bingung ngundang njenengan mas anton atau cabul. hahahaha..) ngapunten mas, aku ora mudeng maksud pertanyaanmu. dodit ketoke surabaya ya? medok jatim ngono?
Delete