05 February 2016

Menguliti Dodit

Belakangan ini saya agak gila. Utang tulisan yang cukup banyak justru membuat saya malas untuk melunasinya. Maka saya sering buka Youtube, cari hiburan, siapa tahu bisa mengurangi stress. Saya cari dengan kata kunci “Dodit” untuk cari hiburan. Mengapa Dodit? Ya bagi saya, dia adalah standup comedian paling lucu. Mungkin karena lucunya beda dengan yang lain-lain. Mereka yang lain itu lucu ala Betawi, atau ala Jakarta, yang bagi saya kadang enggak lucu.

Setelah menonton banyak video Dodit manggung di mana-mana, saya menemukan beberapa hal yang jadi pola materi standup-nya Dodit.

Pertama, meninggikan diri. Ini konteksnya juga bercanda. Misalnya dia tanya “Ada yang sudah kenal saya?” Kalau audiens jawab “Belum” Dodit akan bilang “Sana beli tivi” atau jawaban sejenisnya. Intinya, dia mau bilang kalau dia sering masuk tivi. Selain main beberapa film, skarang Dodit juga muncul di acara serial komedi bertema ojek di Net. Dulu juga sering dibahas soal jumlah followernya di Twitter yang sekarang sampai 453K.

Meninggikan diri ini penting bagi Dodit. Mengapa? Dengan anugerah perawakan dan penampilan yang dia miliki, itu yang jadi salah satu sumber lucunya. Coba bayangkan kalau yang bilang begitu adalah para presenter tivi, atau artis berwajah indo yang berwajah tampan dan dadanya bidang. Kan malah malesi.

Kedua, merayu wanita. Ini sudah jadi andalannya sejak awal standup di Kompas TV. Kita pasti akrab dengan kata-kata macam “Ya, kamu..” sambil mengacungkan bowl biola ke arah penonton wanita. Sering juga dia membahas wanita yang duduk sebelahan dengan kekasihnya. Lalu kalau Dodit baru saja masuk panggung biasanya dia juga mengedipkan sebelah mata ke arah suatu sudut, tentu disambut teriakan histeris para wanita. Tak lupa dia bilang “Love you” dengan entengnya.

Kalau Dodit manggung di kota-kota, dia tak hanya begitu. Biasanya dia minta satu atau dua wanita untuk maju di panggung. Ada yang hanya ngobrol, ada yang diminta untuk nyanyi bareng Dodit ketika bawa gitar. Foto bareng? Itu pasti. Sebagian selfie, sebagian difoto orang lain. Tak jarang penonton wanita itu tak segan berpelukan dengan Dodit.

Ketiga, Dodit bawa gitar, tak selalu biola. Sejak awal audisi di Kompas TV, Dodit konsisten bawa alat musik biola. Ada sih satu-dua penampilannya dia tak bawa apa-apa. Namun biola adalah ciri khas yang dia bangun sejak awal, dan menurut saya dia memang menguasai alat musik itu. Nah, dari panggung ke panggung Dodit sering main gitar. Tentu saja dia main gitar sambil nyanyi. Lagu-lagunya diulang, ya itu-itu saja. Misalnya “Terlatih Patah Hati”nya The Rain feat Endank Soekamti, yang bagian liriknya diganti “..dan semua yang pergi, tanpa sempat aku cicipi..”

Keempat, Dodit mencela kota tempat dia manggung. Tentu saja ini juga bercanda, karena konteksnya standup comedy di panggung. Misal, dia manggung di Sragen. Dia menyebut kota ini bagus, karena hanya luruuus saja lalu selesai. Atau ketika manggung di Karanganyar dia menyebutkan daerah-daerah di Karanganyar yang (namanya) dianggap ndesit. Namun yang pasti dia menyebut daerah yang dipakai untuk pacaran mesum, atau bahkan tempat prostitusi.

Beberapa kali dia juga mencela gedung yang digunakan untuk standup. Misal, gedung ini bagus, tapi angker. Gedung ini bagus, tapi WCnya pesing. Dia bilang, “Tadi saya nelek di sana. Tapi teleknya pas diguyur nggak mau masuk.”

Kelima, bawa materi mesum. Materi mesum atau porno masih jadi andalannya untuk meramaikan suasana. Misal, dia sering tiba-tiba di awal atau tengah penampilan dia nanya ke salah satu audiens, “Mbak, kok lihatin aku sampai kayak gitu? Ndelokke manukku ya?” (ngeliatin tititku ya?) begitu katanya. Ada juga materi tentang suster di sini yang tidak seprofesional suster di Jepang. Anda kehilangan konteks? Cobalah ketik “suster jepang” di Google, anda akan menemukan jawab.

Keenam, menceritakan sakit jantung koroner yang pernah menimpanya. Sakit yang membuatnya harus opname selama 16 hari ini diceritakan dengan kemasan komedi. Misalnya, dia menyebut sakit jantung ini sebagai sakit yang berkelas, sakit typus itu enggak level. “(sakit) jantung dong, bikin mati..” katanya. Suatu saat dia juga cerita detil bagaimana sakit jantung itu membuat dirinya tidak boleh mengejan ketika BAB. Entah lucu atau menjijikkan, itulah materi-materi yang dibawa Dodit.

Oh ya, sakit inilah yang katanya membuat dia harus duduk ketika di panggung. Katanya bisa terlalu lelah. Saya enggak tahu ini sungguhan atau tidak. Kalaupun sungguhan, saya enggak bisa membayangkan bagaimana dia harus sering duduk ketika syuting film atau serial.

Ketujuh, ini yang penting, dalam beberapa kali kesempatan dia meminta audiens untuk tidak merekam penampilan dirinya dan konsentrasi saja pada gurauan yang dia luncurkan. Katanya dia merasa diduakan kalau audiens menonton sambil merekam. Namun belakangan saya menemukan jawabnya. Mereka yang merekam itu biasanya mengupload di Youtube. Kalau buanyak orang mencari namanya di Youtube, nanti mereka akan tahu kalau materi guyonan Dodit di panggung-panggung itu ya sekitar itu-itu saja.

Ini tentu berbeda bila dibandingkan waktu kompetisi di Kompas TV. Setiap penampilan ada tema dan biasanya cerita yang dibawa Dodit baru. Ada tuntutan untuk menghadirkan cerita yang baru.

Bukan, ini bukan kritik. Setahu saya memang membangun materi standup itu tak mudah, tak semudah artis-artis yang cangkeman di ILK, atau acara-acara guyonan lain. Di mana-mana juga seorang standup comedian membawakan materi-materi yang mirip. Bagi saya tidak masalah, yang penting otentik, itu muncul dari kreativitas dirinya sendiri. Terlebih adalah bagaimana memunculkan kesan bahwa cerita atau materi semacam itu hanya pantas dibawakan oleh dirinya, bukan oleh orang lain.

Oh ya, selain mengkritik banyak hal, Dodit juga pernah mengkritik dirinya sendiri. Misalnya, dia pernah bilang kalau materi porno itu murahan. Namun dia terus saja membawakannya. Yah, namanya juga acara komedi, mau kritik sepedas apapun kalau diikuti dengan tawa Dodit ya jadinya dianggap bercanda. Tidak serius. Tidak perlu ditanggapi dengan kata, atau perbuatan. 

Ada yang menangkap materi lain yang dibawakan Dodit? Barangkali saya luput menangkap buanyak materi. Saya bukan pengamat komedi, apalagi komedian. Saya hanya orang yang senang menonton Dodit (di Youtube) dan kebetulan punya waktu untuk menuliskannya. Sukses selalu Dodit!


2 comments:

  1. ciye mas ryan.... kulik sitik medoke dodit pundi mas??

    ReplyDelete
    Replies
    1. (aku bingung ngundang njenengan mas anton atau cabul. hahahaha..) ngapunten mas, aku ora mudeng maksud pertanyaanmu. dodit ketoke surabaya ya? medok jatim ngono?

      Delete

Baca Tulisan Lain