via techbloke.com Banyak orang merasa perlu dikenal. Lalu nama (dan ‘nama’) menjadi begitu penting untuk mereka sebarkan dengan banyak cara: mulai dari cara yang halus dan elegan, sampai cara yang murahan dan umpak-umpakan . Tujuannya sama, supaya mereka tidak menjadi nobody di tengah kumpulan manusia yang plural ini; supaya mereka punya identitas. Namun janganlah jauh-jauh ke persoalan identitas, mari bicara dahulu soal nama. Para calon anggota legislatif menempelkan nama (termasuk foto dan nomor urut) mereka di setiap ruang publik. Nama anak digunakan sebagai merek bakpia di daerah Patuk, Jalan KS Tubun, Yogyakarta. Nama ibu atau nama sendiri (biasa pakai kata ‘mbok’) digunakan sebagai merek gudeg di banyak tempat di Yogyakarta. Kantor hukum dan law firm menggunakan nama besar pengacara sebagai merek mereka. Biasanya dua nama, atau satu nama saja dengan ditambahi ‘dan partner.’ Biasanya hlo ya. Di kalangan anak-anak nongkrong pun mereka saling bersalam...