Saya nemu file ini, kayaknya ini puisi yang pernah saya buat. Tapi aneh. Tapi tidak apa-apa. Tapi silahkan baca. Tapi mari bikin puisi. Bebas.
Suara itu menghilang
Deru mesin yang kasar
Klakson yang angkuh
Rantai yang beradu
Makian tukang becak
Semua suara ..
Lalu gelap menyadarkan
Ada banyak cahaya di sana
Bertaburan
Ratusan jumlahnya
Saling bergerak dan bersinggungan
Lalu angin menyadarkan
Udara menjadi dingin
Hidung tercekat pekat
Mata mulai memerah
Rambut tak lagi tertata
Aku kira aku di gunung
Tergolek kelelahan di jalur pendakian
Memegang sebotol air minum
Sambil sayup-sayup kudengar suara
"Lima menit lagi kita jalan ya"
Rasanya tak mau
Aku masih mengatur napas
Terengah-engah dengan kasar
Eh, bukan
Itu bukan napasku
Itu di depan ada wanita jatuh kelelahan
Bukan, dia pria
Dengan payudara besar dan lancip
Habis dikejar "polpepe" katanya
Ternyata aku hanya duduk di pinggir jalan
Dekat rel kereta api
yang mulai sepi
Karena menjelang pagi
Asu tenan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Baca Tulisan Lain
-
Barangkali memang setiap negara tidak bisa tidak melakukan hubungan-hubungan dengan negara lain. Setiap hubungan yang dijalin bisa saja memi...
-
Cerita ini diawali ketika beberapa kawan melakukan penelitian di Desa Wisata Sidoakur yang terletak di Jalan Godean. Akhirnya saya ngikut...
-
Sembah bekti kawula Dewi Mariyah kekasihing Allah, pangeran nunggil ing Panjenengan Dalem. Sami-sami wanita Sang Dhewi pinuji piyambak, saha...
-
Yellow journalism Yellow journalism bukanlah merupakan sebuah aliran jurnalisme, melainkan sebuah julukan yang diberikan oleh The New York...
-
Terima kasih, adinda :)
No comments:
Post a Comment