Seketika mata saya tertarik untuk menyapu halaman iklan yang ada di koran yang saya pegang. Koran ini cukup terkenal di Yogyakarta dan sekitarnya. Dalam diskusi-diskusi di kelas perkuliahan, kami sepakat bahwa koran ini memiliki segmentasi pasar "masyarakat menengah ke bawah".
Saya begitu terpesona oleh kata-kata dalam iklan yang dimuat dalam koran –yang katanya memiliki sasaran pada "masyarakat menengah ke bawah". Silahkan dibaca saja, yang pertama sebenarnya bukan iklan, melainkan layanan konsultasi ‘terawang’ melalui SMS yang diasuh oleh seseorang yang dipercaya kemampuan batinnya.
Tanya: Mbah apakah sy berjodoh dengan pcr sy yng skrng
(Mbak, apakah saya berjodoh dengan pacar saya yang sekarang?)
Jawab: Maaf seharusnya Anda juga sebutkan identitas lengkap. Soal nama dan tanggal lahir bisa saya rahasiakan. Hubungan berdua saya lihat belum begitu dekat, dia juga belum sepenuh hati. Segera tarik hatinya agar cinta sepenuh hati dan selalu menurut, sebaiknya pakai ajian Pemikat Sukma untuk mendapatkan silahkan hubungi praktik saya.
Konsep ‘jodoh’ –harus disadari- merupakan konsep yang masih dipegang erat oleh banyak orang. Kita boleh mengatakan orang-orang itu adalah orang jawa (atau suku apapun), orang Indonesia, orang menengah ke bawah, dsb. Percaya konsep ‘jodoh’ boleh, tidak juga boleh.
Ada kejanggalan bagi saya, terletak pada jawaban. Untuk apa dua kalimat pertama dimunculkan, jika jawaban sudah terletak pada dua kalimat terakhir? Tidak usah saya panjang-panjangkan, Pemikat Sukma adalah solusi yang bisa membuat pacar cinta sepenuh hati dan selalu menurut. Percaya Pemikat Sukma boleh, tidak juga boleh.
Berlanjut iklan kedua:
USAHA BANGKRUT
BANYAK HUTANG, SEGERA LUNAS
DAN HARTA MELIMPAH
LANGSUNG KETEMU RATU JIN
HUBUNGI MBAH …(nama orang)…
08 . . . . . .(nomor handphone) . . . . . . . .
Iklan ini langsung memiliki sasaran pada orang-orang yang agak kesulitan dalam bidang ekonomi. Usaha bangkrut, banyak hutang. Pengiklan meyakinkan bahwa dengan menggunakan jasanya hutang-hutang akan segera lunas, dan tidak hanya itu saja, harta akan langsung berlimpah!
Bagaimana caranya? Dengan langsung ketemu ratu jin (!). Meski blog ini tidak akan membahas konsep ‘jin’, bolehlah sedikit disinggung. Tidak banyak yang saya tahu (dan sebenarnya juga tidak mau tahu) tentang konsep ‘jin’, yang saya tahu (bukan saya percaya lho!) ‘jin’ adalah makhluk halus. Sudah, selebihnya saya tidak tahu.
Menurut cerita dalam iklan ini, ‘jin’ digambarkan eksis sebagai makhluk yang memiliki ratu (raja). Mungkin juga hidup dalam masyarakat (untuk apa ada ratu jika tidak ada sekumpulan orang yang dipimpin).
Selain itu, ‘jin’ juga dipercaya mampu menyelesaikan permasalahan ekonomi yang dihadapi, entah bagaimana caranya. Sepertinya pengiklan mencoba menggantikan posisi ‘tuhan’ (sebagai penyelamat) dengan hal lain. Jangan salah, ‘tuhan’ yang saya maksud adalah uang, hal lain yang saya maksud adalah ‘ratu jin’. Jadi, dengan bertemu ‘tuhan’, orang akan kembali mendapatkan ‘tuhan’nya. Percaya ‘tuhan’ boleh, percaya ‘ratu jin’ boleh, percaya ‘harta’ boleh, tidak percaya semua juga boleh.
Berlanjut ke iklan ketiga, tentang pelet.
RAHASIA PELET BERTUAH
Sarana Pelet Ampuh Teruji dan Terbukti:
Pelet Gendam Suara (PGS) : Bisa lewat HP yang dituju menuruti segala kemauan anda.
Mahar 150.000 khusus 250.000
Pelet Pandangan Mata (PM) : Cukup dipandang tunduk takluk pasrah pada anda. Mahar 150.000 khusus 199.000
Pelet Jaran Goyang (JG) : Yang menghina, melecehkan, dan membenci dibikin tergila-gila. Mahar 100.000
Pelet Kirim Mimpi (PKM) : Dia akan mimpi sex/bercumbu mesra dengan anda. Mahar 77.000
Pelet Birahi (PB) : Yang dituju langsung terangsang mengajak kencan anda.
Mahar 78.000
Uang Kodam (UK) : Menarik rejeki berupa uang, lunas hutang punya modal, pelarisan, cepat kaya. Mahar 99.000
Minyak Buluh Perindu (MBP) : Pelet ampuh telah banyak dibuktikan dia dibikin tergila-gila dari jarak jauh, bisa lewat foto, sentuhan kulit, bisa gerak dan menari, langka. Mahar 200.000
Ambil semua ilmu cukup 599.000
Anda pilih yang mana? Andai saya percaya, saya pilih UK. Kalau sudah manjur, uang banyak, baru saya borong semua..^^
Masih pada masalah seks dan ekonomi, kebutuhan-kebutuhan mendasar manusia. Kebutuhan-kebutuhan yang mungkin sulit dipenuhi dengan cara-cara yang ‘kelihatan’.
Konsep ‘pelet’ sering diidentikkan dengan hal yang negatif dalam masyarakat. Dan hal yang negatif menurut masyarakat tadi justru ditawarkan secara gamblang dalam media yang banyak dibaca. Apa yang gerangan terjadi? Percaya ‘pelet’ boleh, tidak juga boleh.
Jadi bagaimana? Anda percaya ketiga konsep tadi boleh, tidak juga boleh. Yang jelas konsep-konsep tadi muncul di koran yang katanya bersegmentasi pada masyarakat menengah ke bawah. Ada apa dengan "masyarakat menengah ke bawah"?
No comments:
Post a Comment