16 August 2014

huft..

Ini saya salinkan berita dari kompas.com
Pendemo di MK: Lapar Ini, Nasi Kotaknya Kok Enggak Ada?
JAKARTA, KOMPAS.com—Ratusan pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dari Gerakan Rakyat Dukung (Gardu) Prabowo berdesak-desakkan saat jam makan siang. Mereka meminta logistik makanan nasi kotak yang disediakan panitia. 

Berdasarkan pantauan
 Kompas.com, Jumat (15/8/2014), tepat di pagar pintu masuk Gedung Kementerian Koordinator Perekonomian, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, massa mengantre untuk mendapatkan makanan berupa nasi kotak dari panitia. 

Kotak nasi berwarna putih itu jadi incaran pendukung yang mengaku sudah berpanas-panasan dan ikut berorasi sejak pagi hari. Mereka terlihat berdesak-desakan dan saling mendorong untuk mendapatkan makanan itu.
 

Panitia yang memberi makanan pun akhirnya menertibkan dan mereka diberi syarat untuk mengantre. Para pendukung calon presiden nomor urut satu ini pun menuruti. Mereka diperingatkan hanya boleh menerima satu kotak nasi.
 

"Antre, nanti kami kasih," ucap perwakilan panitia kepada massa.
 

Namun, banyaknya pendukung Prabowo membuat persediaan nasi kotak habis. Hal ini sempat diucapkan pendukung lain yang mengantre. Mereka mengeluhkan keberadaan panitia yang tidak memberi nasi kotak.
 

"Dari pagi kita
 dibeginiin. Ini nasi kotak habis. Pengurusnya gimana sih, emang?" ucap seorang ibu sambil mengantre. 

"Lapar ini. Nasi kotaknya kok enggak ada?" ucap seorang lainnya.

Penulis
: Adysta Pravitra Restu
Editor
: Ana Shofiana Syatiri


Ada beberapa hal menarik yang  bisa dibahas. 1) Massa pendukung Prabowo-Hatta yang ‘direndahkan’ dengan berita; 2) Panitia aksi yang tidak siap nasi kotak; 3) Kompas.com yang sengaja memuat berita yang, maaf, murahan; dan 4) yang lain-lain.

Kali ini saya hanya bahas satu hal yang bikin mual sejak dari awal baca tulisan. Mohon perhatikan tiga paragraf awal dari berita di atas. Rasakan bagaimana pengulangan-pengulangan itu membuat risih. Saya mengusulkan, reporter dan editor perlu lebih belajar menulis deskripsi, bukan memanjangkan kalimat, apalagi mengulang-ulang. Secara umum, mungkin teman-teman perlu belajar menulis lagi.

No comments:

Post a Comment

Baca Tulisan Lain