Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2015

Omong Kosong dan Kepedulian Kita

via www.multiraedt.nl Media sosial itu layaknya pemutar musik. Ketika kita buka, kita menyalakan tombol “Play”—seketika riuh terjadi. Ketika kita menutupnya, tombol “Stop” lah yang kita tekan. Barangkali tidak  hening, tapi kita akan dengar suara lain selain musik.

How A Man Miss Some Random Moments

Night was always be a missed moment a year ago. This was a beautiful time to enjoy youth-time with some friends—and some random things of course. We played card games after had a jogging-chatting. We were jogging for 30 minutes (or less), chatting for 30 minutes, and playing card for more than 4 hours. What a great night.

YEAH RIGHT.

I write almost every day. Sometimes I wake up early just to write, the other time I have to wake up until mid night. It doesn’t make me a good writer though, but it is like the best time in my life.  Through my writing I can think everything without other doubt me (yes, I am not a confident man). I can freely talk to the universe about something, and I can change the topics every time I want to do it. But now, since September actually, writing is not always make s me as a free-man. I have a new challenge to finish my master’s thesis. I always remember how I finish my bachelor’s thesis at 2013. It’s not very dif ficult and complicated writing I guess, but sometime writing just getting to the mind burden, even soul burden. The acne(s) came to my face, destroyed my dream to have a smooth skin face. Haha ha N o, I’m not that kind of guy. One thing that always come to me: procrastination. “I want to write it later, after midnight. Now I can’t have focus my mind, this...

Menyoal Blusukan Virtual

Aroma e-government rasanya makin menyengat di ujung hidung publik. Belum rampung dengan urusan e-KTP yang berlubang sana sini, wacana pelayanan publik kembali dihangatkan dengan rentetan e- yang lain.

Rindu Berpisah

Rindu Berpisah pagi tadi air menjelma kabut yang kau titipkan kala debu kaliurang terkibas dari kakimu dingin kala disentuh, hangat kala diseduh mereka terampil mengail rindu yang senang berenang-renang di kubangan kata; juga rindu yang tersesat pada desah singkat yang samar terdengar kala kita bercinta kini temu tak lagi manjur merawat ingat yang kau lekatkan ke jidat, juga ke pintu kamar yang kepadanya kita pantas bilang: matur nuwun . jelang siang air menyerupa recehan yang enggan kulepas kala ibu tua meminta melas. kini rindu tak terbasuh temu, jiwa melayang-menggelandang, dan resahmu terjun ke entah. barangkali.. itu cara terindah untuk mengucap pisah. Besole, wetan cakruk 2015