Salah satu logat Jawa yang
sering saya dengar adalah 'lha.' Bukan 'la', tapi 'la' dengan lebih tebal, khas medok Jawa. Bukan juga 'lah' seperti
yang digunakan orang-orang kota. Minggu-minggu pertama pelatihan calon reporter
(terimakasih mas Bison!) baru saya tahu kalau penulisan yang lebih tepat adalah
'hla', bukan 'lha.'
Bagaimana bisa?
Coba lafalkan lagi logat itu.
Jika pelan-pelan/dipanjangkan akan berbunyi 'hela' dengan 'e' yang hampir tak
terbaca. Baru saya tahu efek tebal itu timbul karena huruf 'h'. Kalau
tulisannya 'lha', bacanya jadi 'leha', dan itu terdengar lucu.
Lalu saya mulai menggunakan
'hla' dalam obrolan dan pesan singkat. Rasanya aneh.