24 January 2015

Untuk Bangsa: Simpan Energimu, Bang!

Harian Kompas hari ini (23/1) menurut saya patut dapat pujian. Ketika harian-harian lain menjadikan ketegangan KPK (baca: Abraham Samad) dengan lembaga-lembaga ‘sangar’ lain sebagai sajian utama, headline Kompas justru ‘mengusulkan’ untuk menjaga energi bangsa untuk tidak saling ribut. Energi bangsa yang terbuang itu, misalnya, bisa dialihkan untuk fokus membangun struktur ekonomi negara yang tak kunjung dalam kondisi yang diimpikan. Selain itu, konflik berlarut-larut antarlembaga dikhawatirkan menghancurkan momentum dan optimisme warga yang dibangun semasa Pilpres 2014.
Saya sepakat dengan pilihan Kompas untuk mengambil sudut ini. Bukannya lalu mengabaikan tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepada Samad, tapi benar juga kalau kita akan segera kehabisan energi ketika turut terlibat dalam berbagai konflik antarlembaga tersebut. Benar bahwa, jika memang Samad terbukti melanggar kode etik pimpinan KPK, kita sebagai publik harus turut mengawal proses selanjutnya. Berlaku sama pula dengan pejabat-pejabat lain yang melanggar kode etik, ataupun yang sudah diadili sampai mati. Namun, jangan sampai proses pengawalan untuk dia mengalihkan semua daya dan upaya kita dalam membangun. Sampai di sini ada pertanyaan? *sedakep*
Nah, lalu kita (baca: publik) bisa apa? Itu yang tidak saya ketahui. Yah, saya benar-benar tidak punya gagasan harus bagaimana dan melakukan apa. Sebenarnya ada gagasan sih, bukan untuk kita, tapi untuk media massa. Ketika media membingkai kasus tersebut menjadi lebih konstruktif, lebih membahas solusi katakanlah, saya kok yakin tidak sebanyak itu energi kita yang akan terbuang. Tidak sebanyak itu penurunan tingkat kepercayaan kita kepada lembaga-lembaga ‘sangar’ itu. Klasik kan?


Perpustakaan pusat kampus biru lantai empat. Ketika koran dijadikan bungkus sega kucing dan bungkus ‘dapet’..

No comments:

Post a Comment

Baca Tulisan Lain