Tangisan
seorang bocah terdengar kencang sekali tadi.
Ibu
tak melepaskan diri dari pelukan bocah,
sedang
bapak diam-diam membuatkan keduanya teh panas.
Sambil
menangis bocah bilang,
“Bulan
bicara terus-terusan tentang aku.
Katanya
aku pantas mati karena aku menjilat
makanan
langsung dari piring. Aku takut.”
Mereka
lalu pergi ke luar untuk bersama menemui bulan.
Bulan
masih pucat, tapi terlihat semu merah.
Mungkin
karena dia masih marah.
“Mengapa
kamu marah? Bukankah anakku tak
menyakiti
hatimu?” tanya ibu.
Bulan
hanya diam.