14 January 2017

Kritik Krik-Krik

Tak henti-hentinya para kritikus menyebut iklim media Indonesia ini dipenuhi oleh televisi Jakarta bersiaran nasional. Bukan televisi nasional.

Dulunya saya tidaklah sadar, baru sadar setelah baca satu tulisan di Remotivi. Sudah pernah baca kan? Itu salah satu situs yang padat bergizi untuk disantap kapanpun juga.

Anda boleh saja setuju, boleh pula tidak. Namun tatkala melihat acara debat Calon Gubernur DKI 2017 kemarin, sulit bagi saya untuk tidak setuju. Malam ada acara debat tersebut, dalam hitungan jam video sudah disebar di Youtube, paginya masih dibahas di TV One.

Sementara warga Yogyakarta barangkali secara umum belumlah mengerti bahwa Walikota dan Wakil Walikota mereka akan bertarung di Pilkada mendatang. Sekalipun tahu, saya yakin bisa dihitung dengan jari mereka yang tahu nama pasangannya. Soal nama dan pasangan calon Gubernur DKI mendatang? Jangan ditanya.

Tentu saja kritik di awal tulisan ini mengkritik hal yang memang sulit. Pasalnya, DKI adalah ibukota, pusat pemerintahan di Indonesia—yang juga adalah pusat perekonomian. Barangkali betul, memang banyak yang perlu diberitakan dari kejadian-kejadian yang berlangsung di Jakarta.

Namun kritik tetaplah kritik, dia selalu ada dalam setiap segala. Ibaratnya, bergerak rentan dikritik, diam saja pun pasti dikritik.

Dari sekian kritik, satu yang menggelitik dituliskan oleh salah satu idola saya Goenawan Mohamad. Melalui akun twitter @gm_gm dia menuliskan:


Menariknya, twit ini juga mengundang banyak kritik. Tak sedikit kritik itu bernada kasar dan hina, seakan dia tidak tahu sebesar apa sosok yang dikritiknya. Baiklah, katakan mereka tidak mengkritik sosok secara pribadi, tapi mengkritik tulisan/pemikirannya. Hadeh. Bahkan saya menduga, si pengkritik itu belumlah membaca, menulis, dan berpikir sebanyak GM ini.

Tapi, ya, itulah realitanya. Kadang ungkapan “jangan lihat orangnya, lihatlah isi omongannya” bisa jadi untuk membela diri, tapi kadang justru menusuk diri sendiri.

No comments:

Post a Comment

Baca Tulisan Lain