Skip to main content

Posts

Showing posts from 2012

Natal 2012

Saya hampir merasa bahwa terakhir kali saya merayakan natal adalah ketika saya bertugas menjadi putera altar. Mungkin sekitar sembilan tahun yang lalu. Beruntung, tahun 2o12 ini saya kembali merasa merayakan natal.

Biola

Mereka orang tua saya. Ketok le apus-apus apa ora?

Jawa Ireng

(salaman) Mas e negro? Papua? Dudu. Timur? Dudu. Ambon? Dudu. Aku Jawa asli. Ah, mbel. (tidak percaya) Wah, ibue ki ra ngandel (tidak percaya). Aku ki Jawa mung luwih ireng tinimbang liyane.  (dan bibir saya lebih tebal dari Jawa yang lain -- keturunan dari orang tua)

Cita-Cita Persaudaraan

Aku ingin mereka memahami kebermaknaan hidup kaum kami, berbuat yang wajar dan tidak mencemooh kami. Tapi nyatanya, masih saja sulit. Aku bingung saja sekarang ini, tapi pantang buatku untuk mundur . (Herlinatiens, 2003:29) Kutipan cerita dari novel berjudul “Garis Tepi Seorang Lesbian” ini sedikit mewakili perasaan dan harapan dari seorang lesbian. Mereka merasa tidak dianggap mempunyai hidup yang bermakna oleh orang-orang di sekitarnya. Mereka merasa mendapat perlakuan yang tidak wajar dan menerima banyak cemoohan yang membuat suasana menjadi tidak nyaman, setidaknya bagi kaum mereka. Lesbian dan gay, mereka yang disebut kaum homoseksual, memang terkadang mendapat perlakuan yang berbeda dari masyarakat hanya karena perbedaan yang ada dalam diri mereka.

Alternatif

Barangkali memang setiap negara tidak bisa tidak melakukan hubungan-hubungan dengan negara lain. Setiap hubungan yang dijalin bisa saja memiliki motif yang berbeda satu dengan yang lainnya, begitu juga dengan perbedaan yang terjadi pada efek dari hubungan-hubungan tersebut. Harapan utama yang tentu diinginkan setiap hubungan adalah datangnya keuntungan dari kedua belah pihak, maka menjadi menarik ketika terjadi hubungan yang tidak seimbang, hanya menguntungkan satu pihak, dan kemudian disebut dengan istilah kolonialisme.

Kumis Kamso

"Saudara saya tentara semua, saya dulu kepingin tapi tidak ada biaya. Tapi kerja begini juga melebihi tentara, 24 jam saya diminta tolong saya siap komandan!” ujar Kamso menirukan gaya hormat ala militer sambil tertawa.                                                    A. R. Sanjaya Pak Kamso, begitu warga sekitar Desa Kwarasan mengenali dan menyebut laki-laki yang sudah cukup umur ini. Sosoknya mudah dikenali di antara warga sekitar Desa Kwarasan, kawasan yang terletak di sekitar Jalan Godean km. 4,5 Yogyakarta. Tingginya sekitar 160 sentimeter, berkumis hitam lebat namun tertata rapi, dan yang mudah untuk dikenali adalah pakaian sehari-hari yang ia kenakan: doreng, alias seragam militer TNI Angkatan Darat.

Uang Seribu

“Saya ini orangnya jujur mas. Maka sejak awal udah tak kasih tahu, kalau nanti saya jawabnya bisa gak jujur,” katanya sembari tertawa.                                                       A. R. Sanjaya Sore itu adalah sore yang biasa di Malioboro. Tidak ada event-event budaya dan politik seperti yang selama ini diadakan di ruas jalan satu arah itu. Jalanan ramai, seakan tidak ada waktu satu detikpun untuk tidak mendengar suara mesin. Kebetulan saya berjalan-jalan dan tertarik untuk mengobrol dengan seseorang.

Wajah (ber)Bunga

Sudah pernah nonton jathilan? Foto-foto di bawah adalah ekspresi ketika para pemain, yang kebetulan anak-anak, sedang ndadi atau kemasukan roh halus. Saya sesungguhnya tidak yakin mereka benar-benar kerasukan. Tapi lepas dari itu, jathilan adalah tontonan yang menarik minat warga sekitar untuk menonton, atau sebaliknya, mengungsi ke tempat lain karena suara musik iringan yang sangat keras :) Keterangan: Pemain jathilan ini tergabung dalam Kesenian Jathilan Dangdut Kreasi Putro Nuswantoro .

Pendakian Merapi

“Saya menyarankan sampai Pasar Bubrah aja, silahkan kalau mau muncak, tapi resiko tanggung sendiri”, kata seorang pemuda yang sepertinya tahu betul kondisi di Merapi.

Fokus pada Tujuan

Suatu malam mbak Karin bilang: '.. kadang awak dewe kudu nglewati jalan sing dudu pilihane awak dewe. Ya wis, nggo liwat wae, sing penting fokus neng tujuan .' Beberapa hari kemudian saya hendak ke Senen naik busway. Saya hanya tau tujuan saya adalah Senen. Tapi petugas mengarahkan 'Transit di Grogol. Nanti naik yang ke Pulogadung.' Terima kasih, tapi saya maunya ke Senen. Akhirnya saya transit di Grogol. Naik ke arah Pulogadung melewati banyak shelter (Harmoni dan lain-lain). Dan memang betul, mereka itu hanya untuk lewat, karena akhirnya saya sampai di Senen juga.

Supaya Eling

Aku ingat sekali sore itu ketika kita selesai berseteru, kita bersanding dengan terbisu, terpasang wajah-wajah sendu. Di manakah selembar kertas tisu? Tempat kita biasa menulis surat mengukir cinta dengan terburu-buru dengan hati yang ingin segera terikat. Tampak tisu tersebar di kamar gelap. "Halo bunga.. selamat beraktivitas!" Ada torehan tinta di atas sana yang segera menghilang tanpa bekas. Mungkin kamu lupa apa yang terjadi di kelas sana. Kamu memasangkan aku cincin di jemari tepat di jari manis sebelah kiri. Gunung Merapi pernah bersaksi betapa perubahan datang tiba-tiba. Aku terhenti karena sakit kamu melaju kencang di depan sana. Ingatkah kamu akan surat terakhir? Surat yang diiringi bulir-bulir air. Tak tahu datangnya dari mana mungkin terbawa angin selaksa. Dengan sulit kugulung surat itu sangat tebal kulilit dengan pita warna hijau. Erat sekali kupegang surat itu sambil berdoa semoga rasa tidak lekas tersapu. Aku ingat balasan atas gulungan itu kamu tersenyum tanp...

Jangan Terlalu Serius

Malam ini adalah malam yang biasa dari dunia magang kerja yang sedang saya lakoni. Tadi teman-teman di kantor merasa tidak punya harapan untuk pulang dengan tenang. Jalur-jalur yang mereka lewati sedang macet parah , dengar-dengar akibat ada aksi demo. Biasa itu. Yang luar biasa adalah ketika saya berkomunikasi via pesan singkat dengan bapak. Ia pergi ke Bandung malam ini menggunakan kereta api. Di dalam kereta tercium bau cat, menurut ia pada awalnya memang menyenangkan. Namun lama kelamaan bau cat itu ternyata menyengat dan membuat pusing kepala. Pada suatu perjalanan yang lalu juga ada kejadian serupa, namun bau yang menyengat adalah bau badan seorang penumpang. Tak kalah bikin pusing kepala. Lalu saya berkelakar: mambu kringet karo mambu cat, pilih endi? :) Jawaban atas pertanyaan inilah yang membuat saya berpikir. Bapak menjawab berdasarkan homili seorang romo (pastur) yang ditangkapnya belum lama ini. Dalam homilinya romo itu berkata bahwa akibat dosa asal, manusia selalu ada d...

Ngangsu Kawruh ing Litbang Kompas #2

Sekilas saya pernah baca tweet milik seseorang yang diretweet oleh orang yang saya follow. Semoga tidak bingung. Seseorang itu bilang kira-kira begini: "Tuh kan, gak ada lembaga survei yang bisa dipercaya. Dulu bilang paling tinggi Foke, sekarang quick count Jokowi menang jauh."

Ngangsu Kawruh ing Litbang Kompas #1

Sejak 9 Juli 2012 sampai sebulan ke depan saya mendapat keberuntungan. Keberuntungan itu ialah kesempatan magang kerja di Litbang Kompas. Ketika beberapa teman-teman yang magang di tempat lain mengalami kerja praktek dari mata kuliah terapan, saya mengalami kerja praktek dari mata kuliah penelitian. Penelitian yang sesungguhnya. Bukan seperti penelitian kecil-kecilan di kampus yang penuh dengan 'kreativitas' :)

Sobat

Hai sobat!  Masih ingat dengan komitmen untuk tidak saling menjelek-jelekkan diri di depan orang-orang?  Atau  kamu tidak cukup percaya diri untuk membiarkan orang lain menilai diri tanpa informasi-informasi sepihakmu?  Atau mencari teman untuk menghilangkan rasa hormat ke aku dan menyukaimu?  Atau jangan-jangan.. kamu minta dikasihani?  Dengan menceritakan diri kamu sebagai korban, aku sebagai pelaku kejahatan, dengan merendahkan perbuatanku lalu kamu akan dianggap tinggi dibanding aku?  Ah, bukan apa-apa, sobat. Aku hanya mengingatkan.  Karena.. bukan hanya kata-kata lucumu saja yang masuk telinga dan membuat aku tertawa, tapi juga kata-kata yang membuat tawa itu hilang seketika, berganti dengan rasa yang sulit untuk didefinisikan.  Oh ya, perlu kamu tahu, namamu sering kusebut dalam doa pada Tuhanku, bukan kutukan. Sama sekali aku tak merasa perlu menceritakan keburukan-keburukanmu. Toh tiap orang punya keburukan, dan or...

Kebebasan Berpendapat?

Apa kabar?  Masih berjuang menemukan atau menciptakan tujuan hidup?  Bersemangat yang masih berjuang, yang sudah tidak berjuang segera tentukan kapan ingin berjuang lagi. Saya ingin memperjuangkan hidup dengan –salah satunya- menulis.  Kali ini saya menulis mengenai kebebasan berpendapat yang dimiliki oleh orang-orang di dunia maya alias internet. Apakah orang-orang itu menjadi maya? Ataukah tulisannya saja yang maya? Atau mereka mengomentari hal maya? Atau mereka, tulisan, dan hal yang dikomentari adalah hal nyata yang ada di dunia maya? Sudah, sudah, bukan itu yang saya maksud.  Langsung baca saja dulu artikel di bawah ini.... Lagi Asyik di Kamar Hotel, 4 Pasangan Diciduk Polisi

Orang Sukses

Di salah satu sudut kamar yang luar biasa berantakan, saya menemukan selembar kertas kusam. Terlihat kusam memang, bukan karena umur kertasnya, tapi karena tergeletak layaknya sampah di dalam kamar. Di atasnya tertulis begini: Kesuksesan dimulai dengan anda Orang yang sukses selalu BERPIKIR POSITIF Orang yang sukses tahu cara MENGATASI KEGAGALAN Orang yang sukses memilki VISI Orang yang sukses menentukan TARGET Orang yang sukses menggunakan PENGELOLAAN WAKTU Orang yang sukses menemukan cara untuk MENGATASI STRES Kesuksesan berlanjut dengan orang lain Orang yang sukses tahu menghargai HUBUNGAN BAIK Orang yang sukses mengembangkan KOMUNIKASI Orang yang sukses percaya akan MOTIVASI Orang yang sukses memiliki jiwa KEPEMIMPINAN Setujukah dengan rangkaian kata tersebut?

Pamulangan Habirandha

Today I went to Pamulangan Habirandha for the third times. Have you ever heard that? That’s a kind of informal school at Yogyakarta. The students are people who want to know about how to be a dhalang. That’s awesome. I met Wiyarno, he’s a student there. His job is soto seller in Jalan Malioboro. I asked him, why do you study here? He said,”I have studied band music (I guess he just play conventional music instrument like guitar, bass guitar, and drum) , which is west culture. Why I don’t study my own culture?” You know what, I weren’t confident to had some conversations with people there because I’m Javanese (at least my parents told me that) but I have no knowledge about wayang which is one of Javanese culture product. Poor me!

Foto: Tidak Terdefinisikan

Suatu sore yang aneh di Benteng Vredeburg, Yogyakarta.

Air Putih Bu Maria

“Bu Maria ada mas, mari masuk.” sapa mbak Sri. Di sampingnya berdiri seorang laki-laki, bernama mas Heru. Di ruang tamu yang beralaskan semen tersebut hanya ada dua kursi tua dan satu meja kecil yang menghadap ke televisi. Mbak Sri duduk di lantai lalu diam saja, matanya mengikuti layar televisi. Mas Heru melakukan hal yang sama, duduk meluruskan kaki di samping mbak Sri.

Pada Suatu Hari Nanti

pada suatu hari nanti jasadku tak akan ada lagi tapi dalam bait-bait sajak ini kau takkan kurelakan sendiri pada suatu hari nanti suaraku tak terdengar lagi tapi di antara larik-larik sajak ini kau akan tetap kusiasati pada suatu hari nanti impianku pun tak dikenal lagi namun di sela-sela huruf sajak ini kau takkan letih-letihnya kucari (Pada Suatu Hari Nanti - Sapardi Djoko Damono) *Foto diambil di Panti Asuhan Bhakti Luhur Yogyakarta tanggal 13 Maret 2012.

Maaf, Ibu

Bu, maaf merepotkanmu. Kamu bicara apa? Maaf saja. Ha? Ya, maaf sekali, aku membuatmu lelah. Jangan asal bicara ya, ibu tak mau dengar. Tolong dengarkan, bu. Coba saja. ..huruf-huruf braile tercipta dari anak, padahal ibu hanya bisa baca gerak bibir..

Berangkat Kerja

Sebuah gang kecil ke arah timur dari Jalan C. Simanjuntak, Yogyakarta. Di sepanjang jalan itu tampak deretan toko yang selalu ramai pada siang hingga malam hari. Pukul 8 kurang 16 menit tiga wanita ini sudah hampir sampai tempat mereka menunjukkan eksistensi mereka. Hari itu hari Kamis tanggal 16 bulan dua, mereka berjalan bertiga. Lebih dari itu tak ada cukup tempat untuk berjalan beriringan.

21 years

Kami terpaut umur 30 tahun. Ketika saya lahir dia sedang berada di Bandung untuk ikut kursus bahasa Inggris sebagai persyaratan studi ke luar negeri.  21 tahun sesudahnya dia memilih kembali ke Bandung untuk beberapa waktu untuk ikut program studi bergelar doktor. Beberapa hari lalu saya menemani persiapannya di Bandung.  By the way , ini foto kami ketika sama-sama di bangku SMA. Masa-masa ketika dia dan ibu saya bertemu. Mereka kini mantan pacar.

Kobar

Woman and Window

What do you see out there? I see many other perspectives. Through the window of 4th floor,  I can get new view angle of this city and buldings inside. They're so big when I'm on the road down there, but from here, they're just like lego. That's why I need you, woman.  You have an angle that I can't find it on my brain. The angle that contains energies to face our world.

Panggon Ngelmu

Saya mahasiswa ilmu komunikasi, bidang studi yang tidak berkaitan langsung dengan  gunung. Saya lahir di daerah pinggiran kota Yogyakarta, tepatnya di daerah Patangpuluhan, daerah itu juga tidak dekat dengan gunung. Saya bertahun-tahun tinggal di dekat kota, tepatnya daerah Godean, juga relatif jauh dari gunung.  Dengan latar belakang demikian, saya membaca gunung sebagai lokasi yang luar biasa untuk dikunjungi. Dengan cara apa? Pendakian gunung.

Posisi Tiga

Kami baru bisa juara III. Proficiat untuk teman-teman terkasih..! Apapun hasilnya, harus tetap bersyukur dan berusaha.