Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Pengunjung Orang Sakit dan Perilaku-Perilaku yang Dibawanya

via www.theladbible.com Angin yang menyapa di muka bangsal Elizabeth siang itu kian menggoda. Dia mengalir lewat rambut di belakang kepala, menelusur lewat telinga, lantas menari-nari sejenak di depan mata. Dalam pandangan sayu itu terlintas rombongan ibu-ibu berkerudung. Di bagian depan rombongan ada seorang bapak-bapak tua, dia pakai batik coklat lengan panjang dengan dobelan kaos di dalamnya. Dari pakaian yang mereka kenakan sepertinya mereka berasal dari suatu tempat di pinggir kota. Mereka jalan pelan sambil sesekali tengok kanan kiri. Mereka seakan kagum dengan ketinggian gedung-gedung di Panti Rapih. Beberapa dari mereka membawa bungkusan—yang entah apa isinya. Ada yang membawa sebungkus tas kresek hitam, sementara yang lain dibungkus pakai kain putih kumal yang mengabu-abu. Sudah pasti mereka akan mengunjungi seseorang yang mereka kenal dengan baik. Barangkali tetangga yang tinggal se-RT dengan mereka. Pemandangan itu mengingatkan saya akan beberapa peri...

Sampah, Perilaku, dan Peradaban Kita

Sumber: www.matatajam.com Pagi tadi jogging di dekat Mirota Kampus (Jalan Godean), melewati jalan yang dikepung sawah yang ditumbuhi padi muda. Kebetulan ada petani yang sedang berdiri di salah satu petak. Sepertinya pemandangan biasa kan? Namun sebenarnya tidak.

Sesosok Hitam di Kamar yang Rapi

Selasar lantai tiga kampus tiga Universitas Atma Jaya Yogyakarta kala itu tampak sepi. Di kursi-kursi panjang itu terlihat beberapa mahasiswa berpakaian atasan putih dan bawahan hitam. Beberapa dari mereka memegang setumpuk kertas putih dengan muka gelisah yang ditenang-tenangkan. Namun siapa mengira, ada perjuangan “hidup-mati” rentetan mahasiswa dalam ruangan-ruangan di sana. Sendirian mencari sesosok makhluk hitam yang sedang disidang, aku tak kunjung menemukannya. Hingga akhirnya terlihat tas hitam yang kukenal. Anehnya, tak ada yang menjaga tas itu. Sangat lain dari mahasiswa lain yang sedang sidang, si pemilik tas tak ada yang menunggu. Aku yakinkan diri untuk duduk di sebelah tas itu. Lima menit kemudian keyakinan terbukti benar. Pintu ruangan depanku persis terbuka perlahan. Makhluk hitam membuka pintu dengan agak gemetar dan pucat. Wajahmu kala itu sangat kampret. Serius. “Gimana, bos?” “70 persen, bos. 70 persen aku ngulang sidang,” katamu sambil geleng-geleng...

Maaf, Sandalnya Sedang Pergi

Maaf, Sandalnya Sedang Pergi bukanlah muntilan, apalagi merapi, yang membuat kita jalan di atas sandal yang sama sandal itu butut, bau, dan tiap sudutnya punya tanda kalau kita berjalan lewat medan yang kasar, berat, dan tak kenal ampun kadang berendam di air sejuk lalu dihajar di panas aspal kota lantas mendarat di mulut kita yang kian pandai mengumpat sebilah sandal tak pernah kekal, layaknya tiap hal kecil di sudut semesta ini kini kau berganti sandal, melompat anggun ke kaki lain yang lebih kuat, lebih hangat lantas aku lelehkan sandal pakai air mata mendidih, sambil belajar terbang 2015 bangun tidur

Omong Kosong dan Kepedulian Kita

via www.multiraedt.nl Media sosial itu layaknya pemutar musik. Ketika kita buka, kita menyalakan tombol “Play”—seketika riuh terjadi. Ketika kita menutupnya, tombol “Stop” lah yang kita tekan. Barangkali tidak  hening, tapi kita akan dengar suara lain selain musik.

How A Man Miss Some Random Moments

Night was always be a missed moment a year ago. This was a beautiful time to enjoy youth-time with some friends—and some random things of course. We played card games after had a jogging-chatting. We were jogging for 30 minutes (or less), chatting for 30 minutes, and playing card for more than 4 hours. What a great night.

YEAH RIGHT.

I write almost every day. Sometimes I wake up early just to write, the other time I have to wake up until mid night. It doesn’t make me a good writer though, but it is like the best time in my life.  Through my writing I can think everything without other doubt me (yes, I am not a confident man). I can freely talk to the universe about something, and I can change the topics every time I want to do it. But now, since September actually, writing is not always make s me as a free-man. I have a new challenge to finish my master’s thesis. I always remember how I finish my bachelor’s thesis at 2013. It’s not very dif ficult and complicated writing I guess, but sometime writing just getting to the mind burden, even soul burden. The acne(s) came to my face, destroyed my dream to have a smooth skin face. Haha ha N o, I’m not that kind of guy. One thing that always come to me: procrastination. “I want to write it later, after midnight. Now I can’t have focus my mind, this...

Menyoal Blusukan Virtual

Aroma e-government rasanya makin menyengat di ujung hidung publik. Belum rampung dengan urusan e-KTP yang berlubang sana sini, wacana pelayanan publik kembali dihangatkan dengan rentetan e- yang lain.

Rindu Berpisah

Rindu Berpisah pagi tadi air menjelma kabut yang kau titipkan kala debu kaliurang terkibas dari kakimu dingin kala disentuh, hangat kala diseduh mereka terampil mengail rindu yang senang berenang-renang di kubangan kata; juga rindu yang tersesat pada desah singkat yang samar terdengar kala kita bercinta kini temu tak lagi manjur merawat ingat yang kau lekatkan ke jidat, juga ke pintu kamar yang kepadanya kita pantas bilang: matur nuwun . jelang siang air menyerupa recehan yang enggan kulepas kala ibu tua meminta melas. kini rindu tak terbasuh temu, jiwa melayang-menggelandang, dan resahmu terjun ke entah. barangkali.. itu cara terindah untuk mengucap pisah. Besole, wetan cakruk 2015

Hati-Hati Upload Foto(Selfie)mu

Dulu saya pernah menulis andai mas Danang ‘Kucing’ itu enggak mengupload korbannya di Facebook, mungkin dia enggak harus mengalami pengalaman pahit. Bukankah dibully di media sosial, diteror lewat hape, hingga dikeluarkan dari pekerjaan adalah pengalaman pahit?

Umpatan adalah Pisuhan

Berpikir buruk: suudzon Berpikir baik: husnudzon Tidak berpikir: fadlizon

titik dua petik tunggal kurung tutup adalah selamat tinggal

Tante pegawai punya media sosial. Dia pakai akun itu untuk buku harian dan album fotonya. Setiap hari dia cerita kalau dia sedang bahagia, kecewa, hingga marah. Dia juga cerita soal pacar, mantan(nya) pacar, teman kantor, hingga orang rumah. Pernah dia cerita kalau habis gajian, katanya bikin semangat kerja. Pernah juga dia unggah capture-an obrolan di grup karena dia habis menyapa anggota grup satu-per-satu.

Radius 1 Kilometer

Akhir bulan kemarin saya ikut event olahraga di almamater. Event ini bisa dikatakan sukses karena tiket sold out pada H-sekian. Dengar-dengar, tiket yang terjual sekitar 3.000 lembar. Beberapa acaranya adalah lari (pakai bubble dan warna), penampilan musik, pembagian doorprize , dan musik ala dugem. Nah, yang terakhir ini yang membuat saya terdiam dan merenung.

Singkek dan Kerak Rasis yang Enggan Hilang

Ketika SD dulu saya dengar istilah ‘singkek’ untuk dilekatkan di belakang kata ‘cina.’ Sebenarnya saya tidak tahu betul apa maksudnya, tetapi yang saya duga itu adalah istilah untuk orang Cina totok. Orang Cina asli. Sifat yang dilekatkan pada kata itu adalah pelit, galak, kejam, sombong, mata duitan, dan sebagainya.

Bom Thailand di Kepungan Komunikasi* ala FPI** dan Cingkim Netizen

Sore kemarin saya agak terkejut ketika sedang scrolling Facebook. Seorang teman kuliah membagikan tautan dari akun Facebook bernama “Front Pembela Islam – FPI” yang menulis soal pelaku bom di Kuil Erawan, Bangkok, Thailand, yang sudah tertangkap. Menurut postingan akun tersebut, pelaku ternyata adalah warga Amerika Serikat beragama Kristen.

Pantaskah Kita Bersyukur Saja?

“Kamu kenapa, yan? Kayak lagi kepikiran apa,” tanya Samdy suatu sore. Dia reporter harian bisnis ternama di Ibu Kota. Orangnya agak kaku, kadang bertindak sesuka hati, tapi perlakuan dia ke saya sangat baik. Beberapa hari kemudian dia menghubungi lewat telepon ketika saya “bersemedi” di kamar kos. Seingat saya, dia satu-satunya kawan yang menelepon ketika itu.

Menyoal Berita NasionalTimes

Ketika membaca media online yang bukan media mainstream , biasanya saya hanya lewat saja tanpa pikir-pikir lagi. Apalagi kalau judul dan beritanya terkesan ngawur atau provokatif. Namun kali ini hasrat kepo saya atas sebuah media online tak tertahankan lagi, membuncah dan harus segera dilahap. Demikianlah kisahnya.

Letakkan Kameramu!

Sebuah artikel di Fotokita.net tahun 2012 pernah menulis soal tips memotret matahari terbit di gunung . Bukan iklan, tapi situs ini cukup memenuhi kebutuhan bacaan saya soal fotografi. Dia mengulas banyak hal soal tips memotret, kamera, lensa, dan banyak hal yang terkait di dalamnya.

Barangkali Ini Lebih Penting, Monalisa..

Sumber: antarafoto.com Belum rampung urusan kesulitan pangan lantaran turun embun beku, Papua kembali dihantam persoalan. Orang sibuk berspekulasi sana sini soal insiden di Tolikara hari Jumat (17/7) kemarin. Konon, spekulasi ini juga dikompori oleh media-media yang tak membangun cerita utuh dan akurat untuk diakses publik.

Karakter Rekaan

saya kenal, atau sekadar tahu, dengan orang yang senang menuliskan ini di jejaring sosial dia: .: mengklaim dirinya antimainstream beberapa kali dia membanggakan pekerjaannya yang tak terikat perusahaan, tidak seperti teman yang lain. dia sering bilang lebih nyaman pakai celana jeans daripada celana bahan. .: bermeditasi dia mengutip kata.kata dari buku yang dia baca; mengunggah foto buku, lilin, dan secangkir kopi yang menemani dirinya bermeditasi namun, yang saya lihat justru sebaliknya.

Keretasu

Keretasu stasiun dan kamu punya kisah kisah biasa yang tak pernah aku suka. gerbong kereta selalu tega mengangkut cinta yang sebentar kemudian berpamitan. sedang aku hanya berdiri menatap lari detik yang mengundang perih. dekap aku, kamu sebelum roda besi menggelinding angkuh ke timur yang jauh sebelum kelam menelan teduh yang kita cipta. Juli 2015

Sesal Tak Kunjung Henti

Ketika umur 18 tahun saya pertama kali bergabung dalam sebuah produksi film. Dengan kepala kosong, saya bergabung menjadi penata artistik alias Art Director. Dari situ saya jadi tahu kalau bikin film sepanjang 10 menit saja butuh waktu berjam-jam untuk ambil gambar dari berbagai macam angle . 

Gagal Kembali

GAGAL KEMBALI kamu masih ingat? tatkala bulan menyuruh kita berhenti bercinta. karena di langit sana santo santa mengumpat pelan ingin terlahir kembali. Juli 2015

Kutang

Kutang tadi malam bulan asu dia tertawa hina kala ibu merajut kutang baruku. kutangku yang lama mulur mencipta celah tempat angin masuk membius dosa manusia. menembus nalar kita. Juli 2015

Petasan

PETASAN petasan ingin bertanya, mengapa diri tercipta untuk menyobek gendang, menghancurkan jemari, memacu detak jantung, dan mengotori jalan? Juli 2015

Jam Terbang

Selama saya kuliah, sering ada pertanyaan yang tak pernah terungkap, “Mengapa para dosen bisa begitu pintar? Berapa banyak buku yang mereka baca? Berapa jam dalam sehari mereka membaca?” Lalu saya membuat niat bodong, alias tak pernah terjadi. Niat itu adalah rajin membaca hingga sebelum lulus kuliah bisa sepandai mereka. Sebuah kenyataan menghampiri saya. Paling tidak menyadarkan bahwa saya tidak usah terobsesi sampai segitunya. Mereka para dosen itu memang sudah lama belajar ilmu ini. Mereka sudah mulai mendengar nama Lasswell sejak tali pusar saya belum puput, atau sejak dalam kandungan, atau sejak bapak ibu masih mengusahakan saya untuk ada. Tidak, itu tidak menghentikan aktivitas membaca saya. Kenyataan itu membuat saya lebih realistis dan menyadari: barangkali memang jam terbanglah yang berbicara.