Skip to main content

Posts

Showing posts from 2011

Suatu Saat di Semarang

                                         

Eyang Yon

Eyang Yon. Beliau adalah salah satu adik dari eyang saya.  Mereka kini sama-sama sudah berpulang,  mungkin mereka kini sedang terbahak-bahak mengenang kisah masa kecil mereka.  Selamat jalan, Eyang Yon.

Begitulah..

Saya pernah mendengarkan diskusi mengenai komodifikasi agama. Ternyata tidak hanya menjadi komoditas, agama juga menjadi lelucon untuk netizen tertentu. Bukannya tidak memandang agama-agama lain di wilayah Indonesia, hanya saja mudah bagi saya untuk menemukan 'lelucon' antara dua agama di bawah. Mereka ini lelucon yang -sayang sekali- tidak lucu, atau selera humor saya yang memang rendah?

Rumah Sakit

Pagi yang Biasanya

Tidur pukul setengah dua pagi, bangun pukul setengah tujuh.  Menyapu halaman penuh daun kering yang basah kena tanah, seharian kemarin belum disapu.  Di teras ada dua koran, edisi kemarin dan hari ini.  Lapar dan bingung, tapi jangan sampai tidur lagi.  Akhirnya memotret beberapa objek di dalam dan luar rumah. Salib di meja, ada daun palma. Di bawahnya ada gelas AQUA, entah sudah  berapa lama terbuka dan ada di sana. Heran melihat timbangan. 80 kilogram daging, lemak, otot, tulang, otak, dan dosa.

Teteh dan Aa

Entah bagaimana cara penulisannya, yang jelas mereka berdua orang Sunda. Umur mereka masing-masing sekitar 40 tahun. Teteh terlihat agak lebih tua, entah kenapa. Sudah lebih dari dua tahun saya menjadi pelanggan setia warung mereka, yang sering disebut “burjoan”. Burjoan yang satu ini ada di belakang kampus. Sama dengan burjoan yang lain, penjual biasanya berasal dari Kuningan. Ketika saya makan di burjoan, sering sekali saya mendengar mereka saling bercakap-cakap menggunakan bahasa Sunda. Siang itu Teteh menggunakan jilbab ungu, bicara kepada aa’ dan anaknya. Nadanya menggerutu, di sela-selanya saya mendengar kata hutang, anak kos, nama-nama, dan sebagainya. Saya tertarik mendengarkan, meski saya tidak mengerti artinya.

Tentang Cinta

Menarik lho ini iklan. Meski saya bukan ‘cah adver’ (mahasiswa yang konsentrasi studinya di advertising/periklanan), namun semua orang saya kira boleh menginterpretasikan iklan. By the way, apa yang menarik? KALO UDAH CINTA PESEN UNDANGAN AJA… Mari bermain-main dengan kalimat ini. Mengapa kata ‘cinta’ dan ‘undangan’ diberi warna merah, sedangkan yang lain tetap hitam? Barangkali ini pertanyaan mudah untuk anda jawab. Kata ‘undangan’ itu representasi dari ‘menikah’ atau ‘kawin. Ketika melangsungkan pernikahan kemudian kita mengundang tamu pada resepsi pernikahan. Kira-kira begitulah. Apa yang menarik?

Cukur Rambut

Ini anak lucu sekali ketika rambutnya dipotong. Saya hanya bisa tertawa dan memotret ketika melihat ekspresinya. "Inget dulu waktu kecil ya, mas?" "Hahaha.. Engga kok bu, lucu adeknya.." Sang ibu bertanya. Saya berkilah saja.

Sastro Moeni

Pavali itu apa sih?

Belajar?

Malam minggu kala itu kosong. Kekasih di kota asalnya. Saya dan Sidhi iseng membuat ini. Entah apa namanya. Mungkin akan saya sebut #1 saja.

Panen Musim Gugur

Saya pernah baca artikel berjudul Panen Musim Gugur (ditulis di Majalah Tempo tahun 2009). Untuk memenuhi tugas mata kuliah Reportase Investigasi, saya kemudian menuliskan analisis singkat atas isi laporan. Ringkasan artikel Pengguguran janin (aborsi) ilegal merupakan bisnis yang marak di Jakarta. Ditemukan bahwa sekitar 100 klinik gelap melayani 100 ribuan klien yang hendak melepas janin setiap tahunnya. Mata rantai bisnis ini dimulai dengan calo-calo yang mengedarkan berbagai macam kartu nama kepada calon klien.  Selain itu tugas mereka juga sebagai “intel” yang menguping informasi operasi polisi. Dokter, dalam artikel ini, disebut sebagai pemain utama dalam bisnis ini. Biasanya dokter ini adalah pemain lama yang sudah pernah dihukum karena praktek aborsi gelap, namun kembali beroperasi setelah keluar dari penjara.

Yamaguchi Kumiko

Benar, itu nama orang Jepang. Siapakah dia sampai saya menulisnya dalam blog? Semacam bintang film dewasa asli Jepang? Atau salah satu personel grup remaja yang bernyanyi sambil berjoget?  Ah, tentu tidak.

Bukan PPKn

Ijinkan saya turut prihatin sejenak. Suatu ketika seorang laki-laki bertanya di depan para mahasiswa –terus terang berat bagi saya untuk menyebutnya sebagai dosen. Ups! ‘Pada hakekatnya, manusia itu lebih senang berbuat baik atau buruk?’ tanyanya. Lalu dia menunjuk seorang mahasiswa yang duduk di belakang untuk menjawab. ‘Berbuat baik.’ jawabnya.   ‘Kenapa? Apa alasannya?’ tanyanya lagi. ‘Mungkin karena ada Tuhan, pak. Karena dia percaya Tuhan, maka dia berbuat baik.’ jawabnya  setelah berpikir sekian detik. Ada yang salah? Tergantung. Buat saya, itu jawaban yang mengejutkan. Tidak juga sih sebenarnya. Hmm.. mungkin lebih tepatnya: jawaban yang kontemplatif. Bukan karena jawaban itu muncul dari hasil kontemplasi mahasiwa tadi, tapi karena jawaban itu mendorong –setidaknya saya- untuk berkontemplasi. …dan sedikit memasukkan keprihatinan dalam kontemplasi itu.

Garpu

Di depan pagar rumah penuh lumut itu aku mematikan rokokku yang masih setengah. Sambil hati-hati aku mengintip dari luar pagar.  Oleh: Andreas Ryan Sanjaya Rumah masih gelap, rupanya bapak belum pulang dari tempat kerjanya. Segera kunyalakan lagi rokokku sambil masuk halaman dan menghabiskannya di teras rumah. Baru semenit aku duduk, tiba-tiba terdengar suara mobil tua bapak. Buru-buru aku mematikan rokok dan membuang puntungnya di tempat sampah yang penuh garpu.

35 hari

35 hari setelah lahir, tepatnya 17 Agustus 2011, rambut bayi punya Gamal dicukur habis oleh keluarga. Selamat, keponakan! J Ini foto-foto yang lain..

Semester Gasal yang Ganjil

“Njay, ndang ngampus.” Itu bunyi pesan singkat seorang sahabat pada hari yang –mau tak mau—penting. Hari itu adalah salah satu hari yang menentukan perjalanan perkuliahan kami selama satu semester ke depan. (KRSan) Sampai di sana antrean sudah cukup panjang. Bagian belakang masih berdiri, sedangkan di bagian depan sudah duduk manis. Agaknya mereka sudah agak lama menunggu. Belakangan saya tahu bahwa saya ada di urutan 112. Di belakang saya masih ada puluhan orang lagi, mungkin empat puluhan, mungkin lebih.

Mengais yang Lalu

Saya pernah punya blog dari wordpress.com . Berikut ini daftar tulisan-tulisan yang terlanjur diposting: 1.        Ketika saya ditolak masuk PTN . Untuk yang keempat kalinya.. Ehm. 2.        Ketika pertama kali pergi ke rumah ‘teman hidup’. 3.        Tentang seorang sahabat yang kala itu sibuk dengan urusan duniawi.

Sriwedari

Dari Mojosongo kami meluncur perlahan ke Sriwedari. Di sana sudah menunggu seorang bapak  berumur 48 tahun dan putranya berumur 9 tahun. Kala itu adalah malam Minggu. Ketika banyak orang keluar rumah dengan tujuan yang relatif  sama. Jalanan sedikit ramai di sekitar Sriwedari. Keramaian lebih nampak lagi ketika kami masuk ke dalam.

Not anymore, it was the last!

Have you ever feel like being a slave? Okay, I won’t use the term ‘slave’ again. I just wanna write my true story, when I realized that I was very stupid and week, I was controlled, and I just like a slave. I joined a community at my college. It is not a big community, it just have at least twenty people. This community called itself (a name), because they like movie. Making a movie? Watching the movie? Talking about movie? Many interest there.

Simo

Kala itu menempuh jalan Yogyakarta – Surakarta tak seberat biasanya, padahal matahari tepat di atas kepala hingga hampir tak nampak bayangan di sekitar kendaraan. Mojosongo adalah tujuan pertama, tujuan berikutnya adalah Simo, Boyolali. Mereka menyebut tempat ini sebagai desa. Mungkin karena banyak sawah, dan daerahnya cukup dingin. Tujuan bepergian yang menarik untuk orang-orang yang tiap harinya berkawan dengan asap kendaraan di kota sana.

Loyalitas

(hati-hati – ini spam) Refleksi selama dua tahun saya menjalani kuliah yang pahit ini menunjukkan bahwa: saya tidak punya loyalitas. Dari beragam versi makna dari loyalitas yang mungkin anda ketahui, saya anggap loyalitas bermakna kesetiaan. (loyal=setia)

Setengah Jam Menuju Selatan

Saat itu rumah begitu nyaman untuk tidur, tetapi biasanya jauh melebihi kata nyaman. Jadi kami dengan senang hati mencari tempat untuk tidur. Beralas tikar, tanpa bantal, beratap rumbai, dan jangan mencari dinding ukuran 3x3 seperti biasa. Angin sering menyapa dan mengagetkan, apalagi menjelang subuh.

Where’s my motivation? (ocehan abstrak seorang mahasiswa)

Gedung kampus itu tempat ilmu pengetahuan dan kreativitas bergerak bebas. Liar. Tanpa batas. Tidak bagi saya. Dia tak ubahnya sebuah sangkar yang rapat. Burung di dalamnya hanya melihat dunia luar tanpa datang ke dunia itu. Itu hanya penggalan kata-kata ngawur yang saya buat. Dunia pendidikan bagi saya masih mengambang, meski banyak bukti bahwa pendidikan mampu membuat seseorang mencapai kesuksesannya. Sebut saja Soekarno, yang bagi saya seorang filsuf yang sedikit lebih menjejak tanah dari filsuf pujaannya.

Buku Murahan!

[ “ B uku adalah jendela dunia”. Dengan membaca buku, atau tulisan apapun kita bisa bla..bla..bla..] saya dengar itu pertama kali ketika SD. Setidaknya persepsi mengenai buku masih baik di mata saya hingga akhir semester ini. Seorang dosen memberi kami tugas menulis esai sepanjang 1 halaman A4 dengan spasi 1,5. Esai yang sedikit ini rencananya akan dibukukan. Lalu apa masalahnya?

Tukang Cukur

Setelah 5 menit mengobrol, saya berkata kepada tukang cukur, “Saya masih kuliah, mas. Umur saya masih 20 tahun."  Tukang cukur kaget, tersenyum (mungkin malu, mungkin menghina), sambil menimpali, ”Memang wajah bisa menipu, mas.”  (Dia kira saya sudah berumur 20-sekian dan sudah bekerja, bahkan dia sempat tanya apakah saya sudah berkeluarga atau belum.)  Nasib seorang bermuka tua, ehm, dewasa. Entah buruk, entah baik. J

Becak Barang

Dua orang lelaki terlihat sedang membetulkan becak barang (10/4) di sekitar Bulaksumur. Becak barang menjadi alternatif yang paling mungkin dipilih di tengah meningkatnya harga bahan bakar minyak. Anda tahu barang apa yang biasanya ada di becak itu? Terkejutlah.

Kabel, Awan, dan Saka

Tidak ada yang menarik dari foto ini. Tetapi kenapa saya upload ?

Donor Darah

Tangan seorang wanita setelah mengikuti aksi donor darah di Mirota Kampus Yogyakarta (10/4). Aksi sosial donor darah seperti ini banyak dipilih untuk dilakukan oleh instansi-instansi tertentu  ketika mengadakan acara.

Puas!

Foto ini saya ambil di sekitar bunderan UGM. Tepat di depan tulisan ini ada dua sekolah menengah. Murid-murid kedua sekolah tersebut seringkali menunggu angkutan umum di sekitar tulisan. Entah siapa yang menulis, namun boleh saja kita duga. By the way , apa coba maksudnya itu tulisan? :p

Imajinasi Masa Kecil

Entah kenapa saya ingin sekali menuliskan imajinasi anak kecil yang kadang terbawa hingga dewasa. Kadang imajinasi anak kecil inilah yang menjadi hasrat terpendam dari seseorang hingga masa tuanya. Atau bahkan mungkin sebenarnya itu adalah panggilan hidupnya. Siapa tahu? Di tulisan ini saya hanya hendak menuliskan dua buah imajinasi masa kecil yang menurut saya masih seringkali muncul. Tidak penting sih, tapi masing-masing dari kita masih harus tetap memiliki kemampuan imajinasi saya kira. Terbang Imajinasi saya dulu muncul biasanya karena mengakses cerita-cerita kartun. Masih jelas dalam ingatan saya, saya ingin sekali bisa terbang. Terbang layaknya tokoh-tokoh dalam Dragon Ball. Mereka terbang dengan cara mengosongkan pikiran, suatu hal yang belum pernah bisa saya lakukan. Pernah ada dialog (saya lupa siapa dengan siapa) yang mengatakan,”Mengosongkan pikiran tidak sama dengan tidak memikirkan apa-apa.” Nah.. hingga umur 20 tahun saya tetap belum memahami. Makanya saya belum bisa te...

Pakualaman

Belum lama ini kondisi politik di Daerah Istimewa Yogyakarta digoyang oleh isu mengenai diadakannya pemilihan Gubernur DIY. Keistimewaan daerah ini dipertanyakan, sekaligus dipertahankan, oleh para pengikutnya. Mereka disebut orang-orang pro penetapan. Apa yang ditetapkan? Posisi Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai Gubernur dan Paku Alam IX sebagai Wakil Gubernur. Beliau berdua ini memiliki singgasana (sebagai “Ratu”) di dua tempat yang berbeda. Kraton Kasultanan Ngayogyakarta sudah begitu terkenalnya, namun bagaimana dengan Kraton Pakualaman? Terus terang, saya sebagai orang asli Jogja ini tersentak ketika tersadar bahwa saya tidak mengerti apa-apa mengenai Kraton yang satu ini. Saya mencari-cari informasi tentang tempat ini di buku-buku dalam lemari buku. Nihil. Hanya ada Ensiklopedi Kraton Yogyakarta dan Ensiklopedi Kotagede. Suatu saat Bapak mengajak saya untuk merekam kegiatan penulisan buku di Pakualaman. Menurut tim penulis, buku ini diharapkan menjadi buku induk yang berisi...

Berawal dari Lereng Merapi

Selama dua hari kemarin saya berkesempatan untuk mengikuti refleksi RKKS (Rekoleksi Kesadaran dan Keterlibatan Sosial) di almamater saya. Sekadar gambaran saja, RKKS merupakan program yang dirancang sekolah untuk meningkatkan kesadaran dan kepekaan sosial dalam diri murid-muridnya. Teknisnya adalah selama 5 hari 4 malam mereka harus tinggal bersama keluarga-keluarga yang perlu kerja keras untuk memenuhi kebutuhan ekonominya, atau ditempatkan bersama pekerja (buruh), atau ditempatkan pada panti sosial (panti asuhan, panti jompo, dsb.) Setelah 5 hari mengalami RKKS, para murid kembali berkumpul di sekolah untuk mengadakan refleksi, agar pengalaman berharga itu tidak hilang begitu saja. 3 tahun yang lalu saya sempat RKKS juga, namun ada satu hal yang tidak terekam dengan baik dalam memori saya, yaitu saat sesi Renungan Kebangsaan. Sesi ini merupakan rangkaian dari acara refleksi RKKS, ditempatkan di akhir refleksi. Terus terang, hal menarik dari Renungan Kebangsaan ini baru saya dapatk...

Ibu

“ Andreas Ryan Sanjaya anakku lanang , maaf ya, bola-bali mung ditinggal bapak ibu. ” tulis ibu ketika pertama kali mengetik di komputer dalam kamarku.

Sepotong Mantra

Sembah bekti kawula Dewi Mariyah kekasihing Allah, pangeran nunggil ing Panjenengan Dalem. Sami-sami wanita Sang Dhewi pinuji piyambak, saha pinuji ugi wohing salira Dalem, Sri Yesus. Dewi Mariyah ibuning Allah, kawula tiyang dosa, sami nyuwun pangestu Dalem, samangke tuwin benjing dumugining pejah. Amin. Oleh: Andreas Ryan Sanjaya Rangkaian kata di atas adalah sebuah doa dalam iman kristiani, terutama umat Katolik. Umat Katolik Jawa kemungkinan besar, atau bahkan dapat dipastikan, mengerti isi dan arti dari doa yang saya tuliskan di atas. Maria, sering ditambah dengan kata ‘Bunda’ di depannya, dalam tradisi kristiani merupakan ibu dari Yesus Kristus. Umat Katolik memiliki tradisi untuk menghormati Maria melalui berbagai doa, devosi, ziarah, dsb. Mereka berdoa kepada Maria, supaya Maria berkenan menjadi perantara bagi doa-doa mereka.

Koordinator

 “Siapa koordinatornya!?” bentak seorang lelaki muda  berusia 19-an tahun berambut panjang. Sambil melotot dia memandangi satu per satu anak-anak yang duduk di depannya, anak paling tua baru seumuran SMP. Oleh: Andreas Ryan Sanjaya Seorang anak dengan tampang bingung dan sedikit takut menaikkan tangan dan berkata lirih,”Saya, mas.” Anak itu sedikit gemuk dan terlihat sedikit lebih tua daripada kebanyakan anak-anak di sampingnya. Saya kenal dia. Dia adalah teman terdekat saya, tapi entah mengapa saya begitu enggan menyebutnya sahabat. Saat itu kami sedang mengikuti semacam malam inisiasi sebelum keesokan harinya kami dilantik menjadi misdinar di Gereja Paroki Hati Santa Perawan Maria tak Bercela Kumetiran, Yogyakarta.

Funny Video

Kadang terdengar konyol memang, karena kadang saya tertawa karena melihat orang lain kesakitan. Tapi ijinkan saya berkata jujur, video-video semacam inilah yang membuat saya mati-matian menahan suara di tengah malam, ketika saya berjalan-jalan ke dunia ini.

Untuk Mereka

Pada suatu hari..(kembali ke masa kecil ketika menulis cerita) saya berjalan-jalan di dalam rumah dan bertemu dengan sekumpulan cendekiawan keren nan pintar yang sedang dilanda amarah hingga umpatan keluar dari pikiran hebat mereka. Mereka marah karena sebuah status di facebook . Singkat cerita, si penulis status harus dengan rela hati menerima umpatan dari orang-orang pintar itu. Saya melakukan hal bodoh, di tengah-tengah orang pintar itu saya masuk. Dan akhirnya..sebuah pertanyaan bodoh  dari saya (yang bodoh ini) kepada mereka (yang katanya pintar, punya pikiran dewasa, kritis, teladan, dsb.) muncul di antara umpatan orang pintar.. Saya "Apakah sebuah status di facebook bisa mendatangkan bencana alam?" Mereka "Bukan masalah status, tapi isi kepalanya waktu menulis status!" Saya menyudahi pertanyaan saya, karena saya tahu pikiran saya tidak sepintar mereka-mereka itu.  Mungkin seharusnya saya tanya lagi, apakah isi kepala orang yang menulis status bisa mend...

Masyarakat Menengah ke Bawah (kata siapa?)

Seketika mata saya tertarik untuk menyapu halaman iklan yang ada di koran yang saya pegang. Koran ini cukup terkenal di Yogyakarta dan sekitarnya. Dalam diskusi-diskusi di kelas perkuliahan, kami sepakat bahwa koran ini memiliki segmentasi pasar "masyarakat menengah ke bawah". Oleh: Andreas Ryan Sanjaya Saya begitu terpesona oleh kata-kata dalam iklan yang dimuat dalam koran –yang katanya memiliki sasaran pada "masyarakat menengah ke bawah". Silahkan dibaca saja, yang pertama sebenarnya bukan iklan,  melainkan layanan konsultasi ‘terawang’ melalui SMS yang diasuh oleh seseorang yang dipercaya kemampuan batinnya. Tanya: Mbah apakah sy berjodoh dengan pcr sy yng skrng (Mbak, apakah saya berjodoh dengan pacar saya yang sekarang?) Jawab: Maaf seharusnya Anda juga sebutkan identitas lengkap. Soal nama dan tanggal lahir bisa saya rahasiakan. Hubungan berdua saya lihat belum begitu dekat, dia juga belum sepenuh hati. Segera tarik hatinya agar cinta sepenuh hati dan sela...

Wartawan dan Liputan Konflik

Wartawan merupakan garda terdepan yang akan menempatkan di mana posisi media dalam ranah pikiran publik. (Syahputra, 2006:69) Oleh: Andreas Ryan Sanjaya Perlu disadari, m akin banyak kritikan yang menghujani berbagai media massa dewasa ini terkait dengan produk-produk jurnalistik yang dihasilkan. Tendensi kritikan mengarah pada pemberitaan yang tidak seimbang dan pemberitaan yang dilebih-lebihkan. Kritik kepada media tentu tidak berhenti pada manajemen perusahaan media atau kebijakan redaksional, namun juga menyentuh wartawan sebagai garda terdepan. Euforia demokrasi yang sering diwujudkan dalam demonstrasi yang berujung pada konflik dan kekerasan tidak pernah luput oleh media untuk diberitakan. Berita mengenai konflik yang tidak diawali dengan demonstransi juga menjadi santapan sehari-hari audien dari berbagai kalangan. Konflik dan kekerasan seakan-akan menjadi sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh semua audien. Suatu konflik bisa secara serempak menjadi headline di sur...

Tentang Kematian

Ternyata kata kematian tidak membuat orang menjadi mati dan berhenti. Orang-orang masih saja mendefinisi dan meredefinisikan kematian. Kematian menurut ini, kematian menurut itu, sesudah kematian, upacara kematian, dan sebagainya. Sampai kapan? Sampai kematian itu menjadi benar-benar mati dan tidak ada yang menghidupi. Oleh: Andreas Ryan Sanjaya Beberapa hari lalu umat Katolik di Yogyakarta kehilangan seorang romo. Almarhum mengalami kecelakaan di Muntilan (detailnya tidak perlu saya tuliskan di sini) . Bertepatan dengan masa berkabung itu, saya mewawancara seorang romo lain (yang tidak lain adalah teman dari almarhum) berkaitan dengan tema artikel yang hendak saya tulis bersama dengan tim. Wawancara saya buka dengan sedikit berbasa-basi, berbincang tentang romo yang mengalami kecelakaan tersebut. Saya ngawur saja bicara, “Kok bisa kecelakaan ya, romo.” Saya mengira romo yang ada di depan saya akan kemudian menceritakan kronologi kecelakaan, atau menceritakan perasaannya. Ternyata...

Resurrecting the Champ

under construction

The Last Samurai

Tidak berlebihan rasanya bila saya menuliskan bahwa film ini adalah satu dari beberapa film terbaik yang pernah saya tonton. Memang rasanya terlalu terlambat untuk menontonnya sebab kalau film ini sudah dirilis sejak tahun 2003. Namun jangka waktu beberapa tahun ini saya rasa tidak mengurangi kualitas cerita film -karena memang tidak ada relevansinya. Saya yakin bahwa setiap orang yang pernah menonton The Last Samurai akan menangkap tema besar film ini, sebut saja budaya tradisional versus budaya modern. Tentu kita tidak akan berhenti di tema tadi, apalagi kemudian hanya berhenti pada pemenang atas ‘pertarungan’ tersebut. Harga Diri Saya menyebutnya harga diri, bukan gengsi. ‘Harga diri’ di tulisan ini dikaitkan dengan frasa ‘bangsa Jepang’ sehingga menjadi ‘harga diri bangsa Jepang’ (lihat betapa janggalnya kalau kita menyebut ‘gengsi bangsa Jepang’, meski mungkin memang gengsi. hehe..). Nah, harga diri bangsa Jepang yang saya maksud direpresentasikan oleh tradisi harakiri. Sejauh...

The Curious Case of Benjamin Button

“Dulu waktu saya masih tua, pak..” adalah cuplikan kalimat gurauan saya dan seorang teman sekamar ketika di asrama. Dan suatu sore tiba-tiba dia berteriak, “Njay! Ide kita dicuri orang! Ternyata omongan kita udah dibikin film..” Tentu saja dia hanya bergurau, ide kami tidak mungkin dicuri si pembuat film, dan kami juga tidak tahu ada film dengan cerita itu. Dan inilah film yang dia maksud: The Curious Case of Benjamin Button . Resensi tentang cerita film ini sudah banyak ditulis di dunia maya, saya tidak akan banyak menuliskan jalan ceritanya. Latar belakang cerita film ini adalah akhir Perang Dunia I, ketika negara kelahiran Button berada dalam euforia kemenangan perang. Secara sangat singkat, Benjamin Button terlahir tua dan mati sebagai anak kecil (baca: bayi).